Harta memang bisa mengubah manusia. Itulah kalimat terucap dari salah satu veteran tersebut, dengan perasaan kecewa. Sebab ia melihat, sahabat-sahabat yang pernah mati-matian bertarung dengannya, telah menjadi layaknya saudara sedarah, justru ada yang berubah serakah.
Veteran yang kecewa ini sendiri akhirnya tewas dengan tubuh tercabik. Ia mati dalam keadaan kecewa. Sebab, ia tak bisa menguasai dirinya yang dibalut oleh perasaan kecewa. Kakinya menginjak ranjau darat, dhuar! Ia tewas di tempat.
Bagaimana Partai Demokrat?
Sejak kali pertama mengikuti isu-isu seputar partai ini, lagi-lagi mengingatkan ke film Da 5 Bloods.
Sebab, isu partai ini dari awalnya acap disesaki dengan kisah-kisah semacam ini. Teranyar, mereka diriuhkan dengan kabar kudeta yang mendudukkan Jenderal Moeldoko sebagai orang nomor satu partai yang identik dengan keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Â
Ada kisah-kisah berbau pengkhianatan, hingga mengancam partai ini sendiri. Sementara di masa lalu, kekuatan partai ini sempat bikin orang-orang "wajah baru" di dalamnya sebagai rising star yang saban hari menghiasi berbagai media.
Bahkan, Indonesia pun sempat berada di genggaman tangan mereka. Di sisi ini mesti diakui, Demokrat dahsyat.
Sayangnya, belakangan ini justru berbagai hantaman melanda mereka. Cuma, lagi-lagi, hemat saya pribadi, alih-alih dibahayakan oleh ancaman luar, ancaman dari dalam justru lebih kencang menghantam.
Ini juga yang kelihatan bikin Demokrat seperti kelimpungan. Ada yang mereka nilai sebagai sahabat, ternyata penjahat. Ada yang mereka anggap sebagai orang yang pantas diangkat tetapi kemudian hari justru bikin mereka tercekat.
Nah, sosok Moeldoko masuk di dalam situasi ini. Ini menjadi keputusan yang dinilai banyak orang sangat tidak tepat.
Alhasil, jika menyimak perbincangan publik di media sosial, Moeldoko menghadapi beragam vonis dari publik.Â