Paling tidak, dengan kemampuan berbahasa lebih banyak, mereka pun bisa menuntaskan masalah lebih banyak.
Sederhananya, dalam mencari bacaan, dengan bahasa lebih banyak, mereka bisa membaca lebih banyak, menemukan solusi lebih banyak.
Inilah kenapa, jika kemampuan berbahasa terbatas, bukan mustahil daya jangkau nalar akan terbatas. Jangankan membaca bahasa asing, membaca bahasa sendiri saja kerap kali pusing dan bahkan tidak paham.
Buktinya, bacaan-bacaan tidak jelas saja sering dibagi di media sosial dengan penuh semangat. Akhirnya, alih-alih mendapat manfaat, justru kerap hanyut dalam debat, sementara hidup tetap jalan di tempat.
Sudah. Jangan merasa tersindir. Aku cuma lagi menyindir diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H