Video seperti dirilis Bank Indonesia ini, menurut saya sangat pantas diviralkan untuk mencerahkan publik. Terlebih di tengah kondisi sekarang, video edukasi semacam ini bisa membantu banyak orang paham bahwa sikap bijak di tengah kondisi sepelik sekarang bisa menjadi sebuah sumbangsih sangat berharga.
Ringkasnya, memviralkan pesan baik memang tidak membutuhkan syarat berat. Sebagai contoh sederhana, pengalaman saya pribadi, pernah membuktikan bagaimana sebuah cuitan berupa sandal jepit pun bisa mendapatkan impresi lebih dari 140 ribu.Â
Pada kali lainnya, saya cuitkan sebuah tangkap layar sebuah obrolan via WhatsApp, dan hanya saya berikan caption pendek, "Maaf, Pak Wahyu." Dampaknya, mendapatkan impresi lebih dari 1,5 juta--puluhan kali lipat dari jumlah pengikut akun twitter saya.Â
Cuitan dimaksud adalah pesan melalui WA berisi keluhan seorang pengantar galon minuman dan gas. Ia mengeluhkan bahwa saat ia memasuki kawasan perumahan, ia justru harus disemprot disinfektan lebih dulu. Tak tanggung-tanggung, dalam satu hari ia menjadi sasaran semprotan itu hingga 32 kali.Â
Alhasil, ia mengirimkan pesan WhatsApp kepada Pak Wahyu, kemungkinan adalah pemilik kios minuman kemasan, berisikan permintaan maaf karena ia ingin berhenti mengantarkan galon dan gas. "Kalau tiap hari begini terus, bukan virusnya yang mati, tapi saya yang mati, Pak!"
Ini waktunya kita berbagi
Satu sisi, cuitan itu memang terkesan jenaka karena beraroma guyon. Namun ini juga yang memantik banyak orang untuk berkomentar hingga me-retweet.Â
Lalu manfaatnya? Banyak juga orang memberikan komentar berisikan pengakuan bahwa cuitan sesederhana itu menginspirasi mereka untuk lebih peduli tentang masyarakat kecil.Â
Tak hanya itu, namun juga menjadi trigger untuk orang-orang yang lebih paham tentang disinfektan berdiskusi tentang tepat tidaknya mencegah virus Corona dengan cara disemprot disinfektan.
Nah, di tengah wabah Corona saat ini, di antara sumbangsih yang bisa kita berikan melalui media sosial adalah berbagi konten-konten yang setidaknya bisa membantu orang terbebas dari kepanikan dan ketakutan.
Siapa tahu, ketika konten-konten yang disajikan dengan sengaja atau tidak, karena muatannya baik lantas mengilhami banyak orang untuk berpikir lebih baik dan bertindak lebih baik. Juga, siapa tahu dengan begitu harapan baik dapat tumbuh dan benar-benar terjadi.Â