Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Geliat Alue Naga, Desa yang Nyaris Hilang dari Peta

24 Desember 2019   21:17 Diperbarui: 24 Desember 2019   21:34 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nenek mencari tiram di kawasan Alue Naga, Banda Aceh - (Foto: Teungku Jamaica)

Sebagai catatan, Gampong Tibang dan Alue Naga berada di lokasi yang berdekatan, atau hanya berjarak 2 km. Begitu juga dengan Deah Raya, lokasi makam ulama paling dihormati di Aceh itu pun hanya berkisar 2 km dari Alue Naga.

Anak-anak di Alue Naga pun gemar mencari tiram di sela-sela hutan mangrove - Foto: Teungku Jamaica
Anak-anak di Alue Naga pun gemar mencari tiram di sela-sela hutan mangrove - Foto: Teungku Jamaica
Karena alasan begitu melekatnya tradisi mencari tiram di Alue Naga sampai Tibang,  menurut Jamaica, langkah membudidayakan tiram di kawasan ini akan sangat membantu perekonomian penduduk setempat. 

Melalui Teungku Jamaica, saya bisa terhubung langsung dengan kepala desa Alue Naga sendiri, Faisal M. Dan atau akrab disapa dengan Geuchik Faisal. Menurutnya, kegiatan CSR diadakan Astra selama ini memang membawa dampak cukup positif bagi masyarakat Alue Naga yang rata-rata menggantungkan mata pencaharian dari kehidupan melaut.

Terlebih, kata Geuchik Faisal, program-program yang diadakan oleh Astra tersebut tidak hanya menyasar satu dua titik masalah, melainkan menyentuh berbagai sisi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Ia mencontohkan dengan pelatihan pembuatan kerupuk tiram, ini menjadi salah satu kegiatan yang dinilai olehnya sangat diminati oleh warga desanya. "Pelatihan usaha industri rumah tangga, terutama pelatihan bikin kerupuk tiram sangat diminati oleh masyarakat di sini," kata Geuchik Faisal.

Ditambah lagi, katanya, pihak Astra pun turut membantu lewat beasiswa. Dengan program ini membantu langsung anak-anak para nelayan setempat, agar bisa mendapatkan pendidikan lebih baik, dan sumber daya manusia di Alue Naga pun punya potensi semakin membaik di masa mendatang. 

"Soal beasiswa, misalnya, anak-anak nelayan sudah terjamin keberlangsungan pendidikannya," kata Geuchik Faisal. "Selain itu, beasiswa ini juga mengurangi beban kepala keluarga untuk pendidikan anak-anaknya."

Alue Naga tidak larut dalam duka. Meskipun orang-orang yang mereka cinta masih membayang di pelupuk mata, apalagi saat ie beuna tiba ada anggota keluarga yang hilang tanpa pernah ditemukan lagi karena terbawa hanyut, namun asa mereka untuk bangkit dan pulih tidak ikut hanyut.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun