Jadi, ribut-ribut di luar sana terkait dengan 30-an menteri baru belum tentu mewakili kemungkinan permanen. Masih ada berbagai kemungkinan yang dapat saja terjadi. Bisa jadi ke depan negeri ini akan tetap memanas, atau juga bisa saja semakin membaik karena berkurangnya biang keributan.
Siapa yang saya maksudkan sebagai biang keributan? Tidak perlu saya tunjuk hidungnya langsung, saya kira. Namun yang pasti, Indonesia memang membutuhkan ketenangan dan kedamaian, sebab kedua kondisi inilah yang dapat membantu mereka yang bekerja untuk negaranya bisa bekerja dengan konsentrasi penuh.Â
Racikan menteri kali ini dapat dikatakan sebagai jurus meracik untuk "mengenyangkan" semua pihak. Dalam arti, Jokowi ingin memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkaran terdekatnya, di sisi lain juga menggunakan kekuatan pihak-pihak yang selama ini berada di seberangnya.Â
Harmoni. Inilah yang menjadi kata kunci, jika melihat komposisi menteri yang diciptakan Jokowi dalam kabinet kali ini. Terlebih, seperti halnya tubuh, hanya dapat bergerak dengan lancar ketika dua kaki yang berbeda, kiri dan kanan, bisa bekerja secara seimbang.Â
Keseimbangan itulah yang diyakini dapat memudahkan langkah menuju tujuan; membawa Indonesia ke posisi sebagai negara maju, tidak tertahan pada status sekadar sebagai negara berkembang. Saya pikir begitu, bagaimana pendapatmu, Bung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H