Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Kompasianer, Intip Gua Hantu di Letvuan

13 Oktober 2019   19:03 Diperbarui: 13 Oktober 2019   19:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di salah satu spot di Gua Hawang, Kepulauan Kei di Maluku Tenggara - Foto: Zulfikar Akbar

Boby ini sendiri merupakan salah satu sosok di balik akun Explore Maluku (@malukuislands_indonesia) di Instagram ber-follower 14,8 ribu, dan aktif mengenalkan Kepulauan Kei kepada masyarakat luar.

Istimewanya kunjungan kali ini, juga lantaran kunjungan kami ke Kepulauan Kei juga didampingi langsung oleh penggerak utama berbagai komunitas setempat, Andi Abd Rahman Azis, 30 tahun.

Pengusaha yang juga pemilik Hotel Syafira di Kota Langgur, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara, ini pun merupakan orang kepercayaan pemerintah setempat untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di sana. "Karena dia masih muda, jadi bisa dipercayakan untuk membantu mengangkat nama daerah ini," ucap Bupati Maluku Tenggara Muhamad Taher Hanubun, yang ditemui di tempat terpisah.

Di sisi air bening di Gua Hawang - Foto: Zulfikar Akbar
Di sisi air bening di Gua Hawang - Foto: Zulfikar Akbar
Andi juga bercerita tentang beberapa hal tabu yang tidak boleh dilakukan di Gua Hawang. "Di sini tidak boleh berkata-kata buruk atau kasar. Juga, bagi kalangan perempuan, jika lagi menstruasi sangat dilarang untuk mandi di gua ini," ia mengingatkan. 

Maklum, lagi,  tempat ini adalah bekas tempat pertapaan. Pun penduduk meyakini tempat ini dihuni oleh roh yang menjaganya. Ritual-ritual adat pun masih sering dilakukan, terutama untuk keselamatan bagi pengunjung yang datang ke tempat tersebut. 

Jadi, jangan heran jika di beberapa titik Anda akan menemukan sesajen yang diletakkan di ruangan terbuka. Ini agak mirip dengan tradisi di Bali dengan sesajen khasnya. Namun yang membedakan, sesajen di sini juga dilengkapi dengan beberapa uang koin--yang bagi yang berpikiran nakal bisa saja berpikir, emang para roh juga berbelanja di alam sana? Embuh!

Namun yang jelas, terlepas kesan mistis, namun pemandangan yang ada di tempat ini betul-betul menjanjikan kelebihan yang takkan bisa ditemukan di tempat lain. Inilah yang menjadi kelebihan dari dua gua yang dapat juga disebut sebagai "Gua Kembar" tersebut--lantaran letaknya berdekatan, dan tersambung dengan terowongan bawah air dengan jarak sekitar 30 meter.

Menurut Boby, sejauh ini baru ada beberapa orang asing dari luar negeri yang berani menjajal terowongan di dalam gua tersebut. Sementara penduduk setempat dan pengunjung domestik cenderung tidak berani, lantaran khawatir kekurangan oksigen yang dapat saja berisiko.

"Namun, ini juga menjadi satu tantangan, sih buat yang gemar memacu adrenalin, menjelajahi bawah gua dan masuk ke dalam terowongan ini," Boby menambahkan. Nah! Anda tertarik mencoba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun