Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo Terlalu Ramah kepada Koruptor

8 April 2019   19:45 Diperbarui: 8 April 2019   20:14 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka para koruptor memang menunggu-nunggu siapa pemimpin paling ramah terhadap mereka - Gbr: Tribun Medan

Sebab, para koruptor yang jamak diketahui punya banyak pintu untuk mencari uang, tanpa dirisaukan lagi itu uang haram atau halal, sangat mampu untuk mengeluarkan uang untuk bisa menggerakkan calon pemilih agar mau memilih yang mereka tunjuk.

Dari kacamata strategi, memanfaatkan siapa saja menjadi hal yang sah-sah saja. Ibarat petani yang menginginkan agar lahannya dapat memberikan panen besar, ia tidak hanya menggunakan peralatan yang baik, air yang tepat, tapi kotoran pun baginya akan bermanfaat. Terpenting tanah subur, dan tanaman bisa tumbuh dengan subur, supaya perut pun dapat semakin subur.

Terlepas itu sah-sah saja, namun cita-cita untuk memberantas korupsi tampaknya akan menjadi situasi yang tak lebih dari mimpi. Terlebih lagi Prabowo dengan berbagai retorikanya memang mampu bikin banyak orang tertidur dan begitu menikmati mimpi hingga enggan membuka mata untuk melihat dia siapa dan di sekelilingnya ada siapa saja.

Dengan kemampuannya berpidato berapi-api, ia bisa membuat orang-orang yang tertidur justru semakin pulas karena merasakan kehangatan di sana. Nyaris tidak ada di sana yang memusingkan jika pidato berapi-api tanpa isi hanya akan membakar mereka ketika semakin pulas tertidur.

Setelah pernyataannya ke sekian kali seputar bagaimana menyikapi koruptor, apa yang banyak muncul di lingkarannya adalah pembelaan, bahwa yang ia ungkapkan itu adalah sebuah kebenaran. 

Pelan-pelan, segala pernyataan capres yang telah berkali-kali gagal di Pilpres ini, bahkan telah disamakan dengan sabda nabi. Ia bicara suka-suka hati, dan nanti orang-orang di lingkarannya tinggal turun tangan untuk memberikan klarifikasi ke sana kemari. 

Apapun dalihnya, keramahan seperti ini adalah sebuah pengkhianatan atas cita-cita mulia bangsa ini untuk memberantas korupsi. Sebab apa yang ditampilkan oleh Prabowo lebih terlihat sebagai ketidaktegasan terhadap masalah korupsi. 

Apalagi ketika Prabowo menggunakan bahasa-bahasa berbau bahasa agamis semacam "taubat" dan "kesadaran" itu lebih terasa sebagai hiburan, untuk menghibur sebagian masyarakat yang acap menganggap semua masalah selesai hanya jika sesuatu sudah berbau agama.

Sementara persoalan korupsi jelas-jelas bukanlah masalah "how to entertain?" atau "bagaimana menghibur?" sebab di sini yang dibutuhkan adalah "how to eradicate?" atau "bagaimana memberantasnya?"

Kalau sekadar menghibur, saran saya pribadi, Prabowo sebaiknya memperbanyak video yang memamerkan kemampuannya joget-joget dan menjualnya ke kalangan yang disebutnya ratusan ribu orang di Gelora Bung Karno tempo hari. Pasti dibeli tanpa pikir panjang, tuh!

Saat ini Indonesia bukan sedang mencari ahli joget atau menghibur, sebab urusan korupsi adalah masalah yang selama ini kerap menjadi penyebab kemiskinan rakyat. Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang menunjukkan keberpihakannya atas pemberantasan korupsi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun