Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kenapa Meributkan Keislaman Prabowo?

28 Februari 2019   13:33 Diperbarui: 28 Februari 2019   16:51 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dikulik lebih jauh, kenapa muncul tagar-tagar seperti #PrabowoJumatanDiMana atau #PrabowoKebaktianDiMana yang sempat mewarnai media sosial, tak lepas dari fakta terkait Prabowo sendiri. Sebab selama ini memang ia terkesan sangat merahasiakan agamanya.

Pertanyaannya, apa perlunya merahasiakan agama? 

Ini mungkin menjadi pertanyaan banyak orang, dan bisa jadi tagar-tagar seperti #PrabowoJumatanDiMana dan #PrabowoKebaktianDiMana, lahir tidak melulu berasal dari pendukung lawannya. Sebab sebagai calon pemimpin, latar belakang dan rekam jejaknya dipastikan mengundang penasaran banyak orang. Sebab tagar seperti disebutkan itu, cenderung terlihat sebagai cara untuk membahasakan sebuat pertanyaan, Prabowo ini sebenarnya Islam atau Kristen, sih?

Kalau menyimak di media sosial, pergulatan tanda tanya itu tidak jauh-jauh dari bagaimana mengetahui agamanya? Bagaimana memastikan ketaatannya kepada agama? Maka itu, tagar tadi, bisa jadi, dipandang sebagai salah satu cara saja untuk memastikan hal itu. Sebab, kalau menyebut ia sebagai Muslim, masih sangat remang-remang apakah ia bisa melakukan ritual-ritual lazim dalam Islam atau tidak? 

Di antara hal yang sangat sering diungkit-ungkit di media sosial tersebut adalah fakta bahwa ada kecenderungan Prabowo gagap dalam menunjukkan bukti-bukti meyakinkan bahwa ia adalah seorang Muslim. Ia tidak mampu melafalkan, sebagai contoh sederhana, semisal lafal "Allah" dan ini kerap jadi sorotan. 

Bahkan dengan gampang juga ditemukan bagaimana ucapan "hulaihi" yang merupakan kekeliruan yang pernah dilakukannya, belakangan jadi parodi atau guyonan di berbagai media sosial. 

Tidak itu saja, tetapi beberapa foto yang menunjukkan bagaimana gerakannya saat melakukan salat pun dinilai janggal oleh sebagian warganet. Ia dinilai masih sangat asing dengan gerakan yang ada dalam salat. Sementara salat, dalam Rukun Islam, adalah perintah wajib setelah syahadat dalam.

Belum lagi dengan menyeruaknya kabar undangan tes mengaji yang sempat muncul dari Aceh. Saat Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin dengan enteng mengiyakan, sebaliknya pihak pendukung Prabowo-Sandiaga Uno terlihat berupaya keras untuk menolaknya. 

Bahkan sekadar untuk menolak undangan tes membaca Alquran saja, mereka harus menggunakan dalih bahwa aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak mewajibkan itu sebagai aturan. Bahkan mereka sempat menegaskan bahwa undangan itu baru dipenuhi jika kewajiban membaca Alquran sudah ditetapkan sebagai peraturan KPU. 

Namun, sekali lagi, itu lebih terlihat sebagai dalih saja. Kenapa? Sebab bagi seorang Muslim, urusan membaca Alquran bukanlah sesuatu yang menuntut harus adanya sebuah aturan negara lebih dulu. Tanpa dilihat oleh siapa saja, bahkan di rumah pun, sebagian besar Muslim taat akan menjadikan kebiasaan membaca Alquran sebagai sebuah bagian tak terpisahkan. Biasanya dilakukan selepas Magrib atau sehabis Subuh.

Bahkan, ketika diajak untuk membaca Alquran bersama-sama, semisal di acara kematian atau acara-acara tertentu, ketika dipercayakan untuk membaca Alquran dirasa sebagai sebuah kehormatan. Seorang Muslim akan merasa sangat terhormat ketika dipercayakan untuk membacakan Alquran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun