Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Jurus SBY Membuka Mata Gerindra

17 November 2018   21:06 Diperbarui: 17 November 2018   21:22 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY sebagai pemilik rapor dua kali menang Pilpres semestinya lebih diperhatikan Prabowo - Gbr: KOMPAS.com

Dapat dikatakan, koalisi yang terlanjur didukung SBY ini hanya lihai menertawakan apa yang sudah dilakukan lawan, namun mereka sendiri dari hari ke hari semakin menunjukkan diri tak ubahnya grup lawak bertampang serius. Mereka punya tim kampanye berwajah dibuat-buat seserius mungkin, namun hampir semua pernyataan mereka hanya menjadi tertawaan publik. Inilah yang dibidik oleh SBY, untuk diubah dan dapat bersikap lebih elegan, sekaligus untuk menunjukkan bahwa mereka memang bukanlah grup lawak.

Mengajak Realistis

"Saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya."

Ini menjadi cuitan lainnya yang juga sangat pantas diperhatikan dari sosok SBY. Sebab di sini ia memang memperlihatkan ketegasan sekaligus sikap realistis, bahwa partai-partai pendukung Prabowo bukanlah abdi atau pesuruh capres tersebut.

Partai-partai pendukung Prabowo seperti Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, hingga Partai Demokrat sendiri tetap saja memiliki agenda prioritas untuk nasib partai mereka sendiri. Bahwa masing-masing partai ada yang memilih cari muka, dengan menunjukkan bahwa mereka paling gigih membela Prabowo, tetap saja mereka berangkat dan menuju ke terminal kepentingan mereka sendiri. 

Absurd, tentu saja, jika Prabowo dan pengikutnya berharap bahwa Gerindra akan menjadi prioritas bagi partai-partai pendukung. Bagi partai-partai itu tetap saja Gerindra tidak lebih penting dibandingkan partai mereka. Terlepas ada beberapa figur dari partai-partai itu gemar menunjukkan sikap layaknya "asisten rumah tangga" dalam bersikap terhadap majikan, namun itu bisa dipahami sebagai bagian mereka untuk meyakinkan Prabowo bahwa mereka adalah pendukung setia. Namun itu juga bisa ditafsirkan sebagai permainan agar kalau Prabowo menang maka mereka tetap dapat benefit, dan kalau Prabowo kalah namun partai mereka tetap selamat dan hidup lebih baik.

Setidaknya itulah kira-kira pesan yang disampaikan SBY, dan keterusterangan ini memang tak banyak diutarakan oleh elite partai lain di koalisi tersebut. PAN pernah mengungkapkan kalimat senada, namun itu juga datang dari "pelapis kedua". Bukan dari elite utama partai. Berbeda dengan SBY yang memilih berbicara langsung dan terbuka apa adanya, karena bagaimanapun ia lebih memahami pertarungan menuju kekuasaan--karena telah dua kali menang dan jadi presiden--saat partai-partai di lingkarannya selama ini memang tercatat sebagai pecundang.

Konsentrasi ke partai sendiri

"Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar dan kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain."

Ini juga menunjukkan ketegasan sekaligus kejelasan sikap seorang SBY dalam melihat di mana posisi partainya dan bagaimana menempatkan Gerindra yang bagaimanapun tetaplah partai lain. Jika diibaratkan sebagai dua rumah, kalaupun ada kegiatan gotong royong, maka tanggung jawab terhadap rumah masing-masing tetap menjadi prioritas.

SBY yang lagi-lagi secara faktual memang paling berpengalaman dalam memenangi kontestasi Pilpres, dengan dua kali memenangi ajang demokrasi itu, pun sedang menunjukkan harga diri dan kehormatannya. Ia tak ingin partainya dianggap hanya sekadar mencari selamat karena kewajiban harus mendukung salah satu kubu saat di sisi lain memang tak memungkinkan baginya mendukung kubu rival Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun