Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Ratna dan Bencana, Kita Bisa Bicara di Sana

3 Oktober 2018   20:15 Diperbarui: 3 Oktober 2018   20:20 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tragis, karena dalam pembohongan publik ini melibatkan seorang calon presiden yang notabene, jika ia kelak bisa menaklukkan lawan politiknya, akan menjadi presiden. Di saat di mana seharusnya ikut mengerahkan apa yang ia bisa agar korban bencana jadi perhatian, dia justru menjadikan dirinya dan kalangannya sebagai pusat perhatian.

Hal-hal inilah yang juga membuat saya pribadi tergelitik, hingga melawan permainan narasi seperti itu. Tak terkecuali ketika mereka memainkan isu rutin di pengujung September, G-30-S/PKI, saya pribadi berusaha bercerita tentang korban bencana. 

Di akun Twitter saya pribadi memang sedang dibanjiri hujatan atas saya sendiri karena berkaitan dengan thread sebelumnya yang bernada kritikan terhadap Orde Baru dan film Gestapu. Ada serangan terbilang luar biasa hingga ada yang menuding saya sebagai PKI. 

Tidak mudah mengalihkan pikiran dari hujatan atas cuitan yang sejatinya berisi ajakan ketika menerima suatu doktrin, jangan sampai nalar seperti mesin kehabisan bensin. Syukurnya, di tengah hujatan itu, perhatian saya tertuju kepada pemberitaan terhadap korban bencana di Sulawesi yang marak membicarakan isu penjarahan.

Di sini dibutuhkan empati. Sebab mereka di lokasi bencana tidak punya waktu banyak untuk membuka media sosial atau berbicara kepada media, untuk melawan berbagai tudingan. Di sinilah saya menguji empati saya, apa yang bisa saya lakukan.

Sebab, meskipun saya sendiri tak jauh-jauh dari lingkaran politik, namun tergelitik atau bahkan geli jika di tengah situasi bencana pun cuma berbicara politik.

Toh, Jokowi saja tak melulu bicara politik, dan bahkan dia sempat mengimbau agar pendukungnya tidak dulu berkampanye. Itu seorang presiden bisa menahan diri, masak saya yang bukan siapa-siapa ini ikut-ikutan bicara politik melulu.

Mencubit diri sendiri seperti itu membawa manfaat juga akhirnya. Alhasil, lahirlah cuitan yang mampu membawa dampak kepada publik di jagat media sosial. Banyak yang berterus terang menyesali, bagaimana mereka pun sempat berburuk sangka terhadap korban gara-gara isu penjarahan. Tak sedikit juga yang membagikan cuitan itu, berupa link atau bahkan screenshoot dari cuitan tersebut.

Bagi saya ini pemandangan menarik. Bukan saja karena jarang-jarang bisa mendapatkan reaksi serius dari publik, tetapi perhatian pengguna media sosial dapat dikembalikan ke persoalan bencana yang memang jauh lebih membutuhkan perhatian. Apalagi, Jokowi yang seorang Kepala Negara saja, hanya berselang beberapa hari sudah dua kali ke lokasi bencana. Lha, kita? 

So, media sosial sekarang ini bisa menjadi satu alat bantu juga di tengah bencana. Jika Presiden turun ke lokasi agar masalah di sana jadi perhatian semua rakyat di negeri ini, apalagi kita yang rakyat biasa yang bisa kapan saja juga dapat menjadi korban bencana yang tidak pernah dapat kita terka.

Apalagi orang-orang semacam saya yang sering dikira "kurang kerjaan", karena sering dianggap tidak punya banyak kesibukan, masak kalah dari Kepala Negara untuk bisa melakukan sesuatu. Setidaknya suarakanlah tentang apa yang menjadi kebutuhan mereka di lokasi bencana. Obati luka mereka, meskipun hanya lewat media sosial yang sehari-hari hampir tak pernah jauh dari kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun