Apalagi makanan pun tak lepas dari sejarah, dan sejarah seputar makanan sendiri pun tidak bisa dipisahkan dari gastronomi. Pemerintah Macao mengenalkan diri secara masif ke pentas internasional, salah satunya lewat kampanye gastronomi ini.
Satu sisi hal itu dapat dipahami. Terlebih lagi Macao sendiri ratusan tahun berada di tangan salah satu negara Eropa, Portugal. Tidak kurang dari 400 tahun, negeri "CR7" tersebut menjadi tuan di tanah Macao.
Tidak berlebihan jika Macao akhirnya juga dijuluki sebagai koloni Eropa paling lama di antara kawasan-kawasan asal Tiongkok. Terlebih memang Macao berada dalam kekuasaan Portugal sejak abad ke-16, dan baru bersatu dengan Cina di tahun 1999.Â
Macao memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan berbagai bagian Tiongkok lainnya, lantaran secara bahasa pun terbilang lebih berwarna. Meskipun Macao berlokasi tidak jauh dari Hong Kong (hanya berjarak 70 kilometer) dan Guangzhou (145 km), namun di sinilah terdapat penduduk yang tidak hanya familiar dengan bahasa lokal (Kanton atau Mandarin).Â
Masyarakat Macao juga akrab dengan Bahasa Portugis dan Bahasa Inggris. Alhasil, dunia pergaulan dan wajah kawasan itu dapat dikatakan jauh lebih terbuka dibandingkan belahan Tiongkok lainnya.Â
Istimewanya, kekhasan itulah ditangkap oleh pemerintah Macao, untuk membuat perhatian dunia tersedot kepada mereka, untuk dapat menjual potensi wisata dan berbagai kelebihan mereka sebagai satu daerah khusus di bawah Republik Rakyat Cina.
Apalagi Macao pun telah dinobatkan sebagai Kota Kreatif Gastronomi (Creative City of Gastronomy) UNESCO, tak pelak hal itu semakin menggairahkan pemerintah setempat untuk terus mengangkat kawasan itu ke pentas internasional. Makanan pun menjadi sisi yang ditonjolkan, terlebih di sana pun kaya dengan kuliner khas.
Patut dicatat bahwa di Macao pun terdapat berbagai variasi makanan seperti Portuguese Egg Tart, Pork Chop Bun, Portuguese Seafood, sampai dengan Serradura.
Hal ini juga diakui orang nomor satu di Macao, Fernando Chui San Oi, yang bahkan menyebutkan jika status tersebut membuat sustainabilitas atau keberlanjutan ekonomi Macao memiliki dinamika dan harapan baru. "Status dari UNESCO ini juga membantu melejitkan Macao sebagai pusat turisme dan rekreasi dunia," kata Chui San, tahun lalu.Â
Untuk status "Creative City of Gastronomy" yang Macao dapatkan itu sendiri diakui memang diraih berkat andil banyak pihak. Menurut Direktur Dinas Pariwisata Pemerintah Macao Maria Helena de Senna Fernandes, status itu sendiri memang didukung juga oleh Komisi RRC di UNESCO sampai dengan European Oenogastronomic Brotherhoods Council.