Segigih-gigihnya manusia membangun kekuatan, mereka tetap lemah di depan Yang Mahakuat, maka itu ada banyak pesan dalam pelajaran keislaman untuk menolong yang lemah, membantu yang minoritas, sampai dengan membela mereka yang membutuhkan pembelaan.
Sayangnya, menyimak tren yang muncul selama ini, kritikan pun dipandang tabu dan cenderung divonis sebagai penghinaan. Sedangkan caci-maki sampai dengan pelecehan yang membawa-bawa dalih agama sudah dianggap sebagai jihad. Kok agama justru direndahkan oleh orang yang justru gagal menangkap pesan di balik kedatangan agama? Dalih membela agama tapi yang terjadi justru saling menjatuhkan, dan merasa bangga ketika ada yang terzalimi atau terhancurkan, hanya karena berbeda sudut pandang, atau bahkan berbeda aliran meski tetap satu agama.Â
Padahal bukan rahasia jika hampir semua agama memiliki sangat banyak aliran, sangat banyak pemikiran, dan semestinya tak ada pemaksaan untk "menabikan" pemuka agama, lantaran dalam Islam diketahui bahwa ulama pun memiliki lebih banyak aliran. Tujuan dari keberagaman itu, tentu saja untuk kebaikan, agar satu sama lain tak merasa di atas lainnya, tak merasa sebagai yang paling baik.Â
Sebab kecenderungan manusia, jika terjebak halusinasi sebagai yang terbaik, kecenderungan yang terjadi adalah yang lain harus mengikuti mereka dan mengikuti aturan yang mereka yakini saja.
Jika sudah begitu, risiko makin mewabahnya kezaliman akan rentan terjadi. Sebab kezaliman bisa terjadi bahkan dengan alasan paling suci sekalipun. Ini tentu saja bukanlah alasan kenapa Tuhan harus "mengirim" agama ke dunia. Lantaran esensi sesungguhnya adalah agama untuk manusia, memperbaiki manusia, dan membawa manusia ke arah yang lebih baik. Intoleransi, kezaliman, ketidakadilan, bukanlah suatu tren baik, dan tren inilah yang mesti terus dilawan.
Apa yang ingin saya utarakan di sini tak lain, jangan sampai ada yang terbawa sudut pandang yang mengarahkan ke titik ketakutan; sehingga makin sedikit yang berani bersuara atas realita di sekeliling mereka. Bagi sebagian orang, barangkali ada seribu satu alasan untuk takut, tapi bagi mereka yang pernah berperan mengubah sejarah, selalu memiliki jutaan alasan untuk berani. Sebab negeri ini pun lahir dan bertahan karena lebih banyak yang memilih berani.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H