Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Langkah Edukasi BNP Paribas, Hapus Ketakutan dalam Berinvestasi

5 November 2017   01:36 Diperbarui: 5 November 2017   01:44 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vivian dari BNP Paribas saat menerangkan seputar investasi reksa dana - Foto: Zulfikar Akbar

In changing world, your business can blossom on a global scale

Itu bukan kata saya, tentunya. Sederet kalimat itu terlihat saat membuka situs BNP Paribas Indonesia, yang sejujurnya mengundang rasa penasaran sejak bersua Vivian Secakusuma pada akhir pekan lalu. Vivian sendiri bukan nama asing bagi siapa pun yang akrab dengan dunia investasi, lantaran beliau adalah Direktur PT BNPP Investment Partners.

Changing World(mengubah dunia) mungkin terasa sebagai sebuah mimpi terlalu muluk bagi sementara orang. Entah karena hanya terpaku pada keterbatasan diri sendiri, atau hanya karena merasa nyaman membiarkan diri berenang dalam perasaan tidak percaya diri. Jadi, ada kesan menyeruak selama ini jika urusan investasi itu hanyalah cerita mereka yang punya uang dengan angka tak terhitung.

Tampaknya itu tertangkap oleh pihak BNP Paribas Indonesia, hingga menggandeng Kompasiana dan mengundang Kompasianer untuk berdiskusi seputar investasi di Restoran Bebek Bengil, pekan lalu. Ya, ada gelagat bahwa mereka ingin memberikan pemahaman lebih baik seputar investasi, dan menunjukkan sudut pandang lebih jernih seputar tema yang pernah dipandang sebagai "mainannya" orang-orang yang memiliki kekayaan lebih dari masyarakat kebanyakan.

Menurut Vivian, kenapa pemahaman seputar investasi tak hanya perlu diketahui kalangan tertentu saja, selain agar tak ada penipuan berdalih investasi, tapi juga manfaat dari bisnis itu pun dapat menjangkau kalangan lebih luas. "Tak bisa ditampik jika masalah investasi sering menjadi hal yang terasa menakutkan bagi sebagian orang, dari ketakutan mengalami kerugian hingga tertipu. Itulah yang ingin terus kami coba luruskan agar masyarakat mendapatkan pemahaman lebih baik soal investasi ini," kata Vivian.

Terlebih lagi, ia juga menegaskan jika BNP Paribas selama ini tak hanya mengusung misi sebagai Market Leader atau Innovator karena memang mereka yang pertama di Indonesia, namun juga mengusung peran sebagai Educator--untuk memberikan pemahaman baik kepada publik.

Menurut Vivian, sejatinya ranah bisnis investasi punya potensi besar bagi masyarakat, tak hanya mengangkat kehidupan  pribadi, tapi juga membantu perubahan lebih luas. "Maka itu kami berusaha terus melakukan edukasi, sebab dengan investasi memang berpotensi meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi, terutama di negara kita sendiri," kata Vivian lebih jauh.

BNP Paribas Indonesia sendiri tercatat telah melakukan pengelolaan reksadana mencapai Rp 31 triliun per Agustus 2017. Angka tersebut sekaligus menunjukkan kenaikan hampir Rp 2 triliun dibandingkan tahun 2016 lalu yang hanya mencapai Rp 29,4 triliun.

Kenaikan itu juga tak lepas dari upaya edukasi yang dilakukan terus menerus dari pihak BNP Paribas sendiri. Selain itu, pihaknya juga melakukan berbagai langkah agar keinginan berinvestasi yang acap terhambat oleh besarnya investasi minimal ditetapkan, dengan cara membuka peluang berinvestasi meskipun hanya Rp 100 ribu.

Itu menjadi sebuah langkah diterapkan Reksa Dana BNP Paribas. Vivian juga menjelaskan jika dari produk pihaknya selama ini yang paling menonjol adalah reksa dana saham BNP Paribas Infrastruktur Plus. Di luar itu, ada juga reksa dana pendapatan tetap BNP Paribas Prima dan reksa dana BNP Paribas Prima USD.

Di masa lalu BNP Paribas yang telah berdiri sejak 1992 memang menjadi salah satu otak di balik perkembangan reksa dana di Indonesia. Di awal sejarah mereka di Indonesia, BNP Paribas mengawali dengan produk reksa dana bernama BNP Paribas Pesona yang dirilis pada 1997, namun seiring perjalanan waktu kian berkembang hingga kini.

Menurut Vivian, perkembangan itu juga tak lepas dari keingintahuan besar sebagian besar masyarakat terlepas bahwa fakta ada juga yang ketakutan untuk berinvestasi hanya karena mengkhawatirkan akan mengalami kerugian. Yang berminat tetap tumbuh karena upaya edukasi dan pemberian pemahaman dilakukan secara terus menerus.

"Memang, dalam melakukan investasi ini, sebagian orang mengalami  kerugian karena kerap kali memilih nekat terjun ke sini, terutama di bidang reksadana, tanpa membekali diri dengan pemahaman memadai terlebih dahulu. Ada memang yang hanya menginginkan hasil besar, namun tak mencari informasi memadai," kata Vivian, sekaligus menggarisbawahi jika dalam melakukan investasi, mencari informasi yang cukup menjadi hal penting, selain juga memerhatikan ke lembaga mana mereka ingin memercayakan uang mereka yang ingin diinvestasikan.

"Sekarang sumber informasi ada di mana-mana. Reputasi sebuah perusahaan investasi pun dapat ditelusuri, dan ini dapat dimanfaatkan bagi siapa saja yang ingin berinvestasi," kata Vivian, saat menanggapi salah satu peserta acara tersebut yang mengakui kegundahan sekaligus kekhawatirannya dalam berinvestasi.

Terkait investasi itu sendiri, Vivian juga menjelaskan jika bentuk investasi lewat tabungan jauh lebih akrab dengan sebagian besar masyarakat. "Selain memang ini berisiko rendah, tapi dari sisi keuntungan pun tidak sebesar bentuk investasi lain," kata Vivian, menunjukkan layar. Namun dia juga tak menampik jika bagi kalangan pemula, langkah lewat tabungan ini pun bukanlah keputusan keliru.

Seperti juga dalam bentuk investasi lain, di mana ada yang dinamakan dengan deposito yang hanya memerlukan setoran sejumlah uang ke rekening namun tak bisa menarik uang yang telah disetorkan hingga beberapa lama.

Sementara reksa dana seperti juga dikelola oleh BNP Paribas memang bekerja dengan cara menghimpun dana masyarakat yang nantinya diubah dalam bentuk lain. Investasi lain seperti Obligasi juga populer, namun langkah ini melibatkan langsung pihak pemerintah dan tak seleluasa investasi lainnya. Di samping, juga ada yang berinvestasi lewat emas.

Menurut Vivian, soal ke mana masyarakat berinvestasi dan bagaimana mereka berinvestasi tak menjadi persoalan. "Terpenting adalah mencari informasi yang cukup, dan memahami berbagai kemungkinan dengan baik, selain juga---jika memilih reksadana---maka dengan siapa kita berhubungan, bagaimana reputasi mereka, pun menjadi hal yang harus dipertimbangkan," ia memberikan pertimbangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun