Namun teman saya juga menunjukkan surat-surat yang membuktikan jika senjata dimilikinya punya surat izin dan itu pun dalam beberapa tahun harus diperbarui. Selain itu, juga ada beberapa persyaratan lain yang harus dipenuhi, termasuk memastikan kesehatan mental, dan seabrek syarat lainnya.
Menurut dia, memiliki senjata api bukanlah hal keliru sepanjang itu memang digunakan untuk keamanan diri sendiri lantaran polisi pun takkan mampu memastikan keamanan masyarakat hingga 24 jam. Terlebih jumlah aparat keamanan di negeri ini pun terbilang kecil jika disandingkan dengan jumlah populasi.
"Jadi, itu yang menjadi alasan saya akhirnya memutuskan untuk memiliki senjata api ini. Namun, saya berusaha keras agar hanya menggunakan ini saat harus melakukan transaksi dalam jumlah besar, termasuk misalnya hanya sekadar menarik uang dari bank. Bukan untuk bergaya dan menggertak orang-orang," kata pengusaha yang berkantor di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tersebut.
Menurutnya, tak ada yang dapat memastikan bagaimana penjahat dapat saja mengintainya kapan saja. Setidaknya, dengan senjata dimiliki, ia bisa memiliki satu potensi untuk dapat mencegah itu terjadi.
"Namun saya juga berusaha tak menggunakan senjata ini saat sedang dalam emosi, ketika sedang marah, dan bahkan cenderung menjauhinya. Sederhana saja, memegang senjata api ini cenderung hanya untuk pertahanan diri saja, bukan untuk tujuan-tujuan yang tidak jelas seperti orang-orang yang memiliki ini hanya untuk disegani orang-orang atau ditakuti."
Di sisi lain ia juga bercerita, meski memilikinya, ia akan berusaha tidak memegang atau menimang-nimang benda tersebut. Ia beralasan, senjata api tersebut, meski hanya benda mati, namun bisa membuat pemiliknya tersugesti untuk merasa lebih superior dari orang-orang kebanyakan.
"Efek seperti itu memang akan langsung terasa saat kita memegangnya," kata pengusaha ini. "Emosi dan sensasi yang muncul, kita dapat saja merasa melebihi orang kebanyakan. Jadi, jika terkadang ada orang yang justru melakukan hal-hal konyol saat memiliki senjata ini, boleh jadi hanya karena sering menimang-nimangnya--yang lantas memberi sugesti buruk atas pemiliknya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H