Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dokter Anwari dan Tren Sipil Bersenjata Api

9 Oktober 2017   21:08 Diperbarui: 10 Oktober 2017   05:27 2862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Thetrace.org
Foto: Thetrace.org
Tren senjata api sipil di luar negeri

Sedikit berkaca ke Finlandia, per 2011 saja--berdasarkan laporan BBC.com--ada 1,5 juta pucuk senjata api beredar di tengah masyarakat berjumlah 5,3 juta jiwa. Lebih kurang seperlima penduduk di sana menguasai senjata api. Di sana, sketika warganya menginjak umur 15 tahun, maka ia memiliki kebebasan untuk mendapatkan senjata api.

Baru mulai ada perubahan setelah munculnya kasus pembunuhan melibatkan remaja berusia 18 tahun, Pekka Eric Auvinen. Dengan senjata miliknya, Pekka menembak mati delapan orang di salah satu Sekolah Menengah Atas di utara Helsinki. Akhirnya ia sendiri memutuskan bunuh diri dengan senjata yang dia gunakan untuk menembak korbannya. 

Kejadian di Finlandia terjadi pada November 2007. Sedangkan pada September 2008, masih menurut catatan BBC.com, ada lagi mahasiswa bernama Matti Saari terlibat kasus lebih parah. Mahasiswa ini menembak mati hingga 10 orang teman sekelasnya dan dia sendiri pun mengakhiri dramanya dengan bunuh diri menggunakan senjata miliknya.

Sedangkan Indonesia? Proses kepemilikan senjata api dapat dikatakan sulit, sebenarnya. Banyak dari pemakai senjata tersebut memilih cara ilegal agar bisa memilikinya, karena tak ingin direpotkan dengan urusan perizinan yang dinilai terlalu berbelit. Bukan hal mengherankan jika kemudian begal jalanan hingga perampok profesional bisa memiliki senjata api tanpa mengantongi izin apa pun.

Belum lama ini, ada dua kasus pembunuhan sadis terjadi menimpa mahasiswi Trisakti. Perempuan malang ini ditembak oleh penjahat yang ingin mengambil kendaraannya. Juga ada lagi di seputaran Daan Mogot, Jakarta, perampok mengambil uang sekaligus nyawa seorang pengusaha muda dengan senjata milik mereka.

Tak hanya mereka yang berstatus penjahat, bahkan pernah ada kasus pengusaha yang notabene juga masyarakat, menembak mati seorang pelayan kafe hanya karena tak memenuhi permintaannya. Sedikitnya sederet kasus tersebut cukup menjadi petunjuk, senjata api di tangan orang yang tidak tepat, akan berisiko lebih besar mengakibatkan hal-hal batil. Jangankan sipil, aparat militer dan kepolisian dengan izin darinegara pun, dalam kondisi mental labil dapat membuat orang celaka dengan senjata api milik mereka.Kasus terakhir terbilang jarang, lantaran masing-masing instansi memiliki prosedur dan pengawasan sangat ketat untuk urusan pemanfaatan senjata api.

Foto: Huffingtonpost.co.uk
Foto: Huffingtonpost.co.uk
Sementara sipil, untuk dapat menguasai senjata api harus mengikuti aturan yang ada pada UU No. 8/1948 yang mengatur tentang pendaftaran dan pemberian izin pemakaian senjata api. Selain itu juga ada Perppu No. 20/1960 soal perizinan yang diberikan menurut UU Senjata Api. Selain, juga ada beberapa aturan lain, yang cukup menegaskan jika negara ini memang punya aturan mengikat dan tak dapat begitu saja dilanggar oleh masyarakat sipil; terkait kepemilikan senjata api.

Persoalannya, pihak instansi terkait pun terkesan lemah dalam mengawasi fenomena tersebut. Contoh kasus, seperti dokter Anwari yang bahkan bisa melakukan dua kesalahan sekaligus--di luar penganiayaan atas tukang parkir. Selain dia memiliki senjata api yang konon tak ada kejelasan berizin tidaknya, dan di luar itu ia pun menggunakan kendaraan militer yang sejatinya hanya diperuntukkan untuk keperluan yang diizinkan oleh negara--bukan untuk sipil.

Cerita sipil pemilik senjata api

Beberapa teman saya dari kalangan pengusaha memang ada yang berterus terang dan menunjukkan jika mereka pun menggunakan senjata tersebut. Bahkan saat sedang berjalan bersamanya, pengusaha ini sempat menunjukkan langsung senjata itu lengkap dengan peluru di dalamnya. Menurutnya, jumlah peluru yang dimiliki pun harus dilaporkan berkala karena ia memiliki senjata tersebut secara resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun