Terlepas bukan prioritas, paling tidak di Kompasiana tak lagi sederas dulu--adanya pemilik akun palsu. Banyak yang semakin menyadari jika menampilkan diri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka akan lebih leluasa bagi mereka mengevaluasi diri dan memperbaiki diri.
Sederhananya, bagi mereka yang memiliki akun asli, ketika menemukan kesalahan yang mereka lakukan maka yang akan mereka perbaiki memang diri mereka sendiri. Saat mereka mulai memperbaiki diri dalam berinteraksi, berpikir, bersikap di jagat internet, bukan  tak mungkin perubahan positif itu juga akan terbawa dalam realita dan pergaulan sehari-hari.
Berbeda halnya dengan akun palsu, jika terseret dalam kesalahan, takkan  terlalu terbeban memperbaikinya, meski sisi buruk dari itu akan tetap menghantui diri mereka yang asli; termakan perasaan bersalah, atau merasa makin tersuruk dalam perasaan rendah diri.Â
Di Kompasiana sendiri, saya banyak menemukan sahabat, tak sekadar teman, karena terbiasa terbuka dan apa adanya. Banyak dari mereka yang mengetahui sisi minus saya pribadi, tapi juga bisa mengetahui sisi baik saya. Akun asli saya gunakan di sini, acap membantu mempertemukan sahabat yang asli. Entah jika Anda ingin memiliki sahabat palsu, dan memiliki banyak hal yang palsu, tentunya itu bagian tanggung jawab Anda sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H