Itu orang Oxygen tahu sekali pasti, dunia pasar itu konon dikuasai kaum hawa. Terutama urusan belanja. Eh, itu hanya curhat maksa dari seorang lelaki yang berstatus suami yang baru satu istri.
Syukurlah Yance tak membahas soal di mana lagi ada SALE jelang lebaran, karena sel-sel saraf di kepala saya sudah cukup penuh dengan berbagai rencana lebaran.
Yance lebih banyak bicara tentang dunia internet, dan apa yang menjadi kelebihan Oxygen. Mengawali dengan cerita bahwa internet awalnya lahir hanya karena keperluan militer, lalu beranjak jadi keperluan akademisi, belakangan telah menjadi kebutuhan kita semua.
Yance bercerita bagaimana jaringan internet yang ditawarkan pihaknya tersambung dengan kabel tersendiri.
Ya, ternyata Oxygen.id punya kelebihan; tidak menggunakan kabel tembaga, coaxial carv, atau kabel kombinasi.
"Saatnya berhenti membayangkan, dan mulai merasakannya," kata Yance, mengajak membuktikan. Ini bukan topik pernikahan, tapi masih tentang merasakan bagaimana berinternet denganÂ
Mauldi menjadi otak dari product development Oxygen.id menjelaskan jika awalnya Oxygen itu hanya menyasar korporasi. Belakangan pihaknya juga membuka sayap untuk jaringan perumahan. Maka itu slogan mereka angkat pun berisi kalimat yang lagi-lagi menggoda; "Ini Baru Namanya Internet Rumah."
Hendrik Kurniawan. Beliau ini berstatus perjaka, eh sales manager Oxygen.id. Sungguh, bagi pembaca dari kalangan hawa, saya tak tahu banyak soal status pernikahannya. Saya tak mau menambah derita sebagian lajang yang di saban lebaran kerap dibosankan dengan pertanyaan, "Sudah kawin belum?"
Hendrik berbicara seputar jangkauan jaringan Oxygen yang telah berjalan sejauh ini, hingga animo masyarakat. Ia membahas tentang jangkauan Oxygen.id yang lebih meluas, mengikuti tingginya tingkat kebutuhan mereka atas internet yang memiliki kemampuan "lari lebih kencang".