Satu hal yang patut dicatat, sebagian besar komunitas itu dapat bertahan lantaran keinginan kuat untuk berbagi dan kemampuan mereka merekatkan diri antara satu sama lain. Tidak ada gesekan lantaran kepentingan, melainkan menumbuhkan semangat pertemanan, dan dedikasi untuk publik.
Gairah berkomunitas itu juga yang membuat mereka menolak adanya sekat-sekat, entah karena usia, profesi, dan pengalaman. Bahkan persoalan perbedaan keyakinan pun tidak dilihat sebagai masalah. Maka itu Isson dan Thamrin, Dian Kelana, Ouda Saija, hingga Babeh Helmi, yang terkenal sebagai senior di komunitas Kompasiana pun tetap membaur bersama kalangan muda lainnya.
Bahkan, mereka terbilang tak muda lagi. Tapi Isson, Thamrin, dan Babeh Helmi, tercatat sebagai bagian pegiat komunitas yang rela menempuh perjalanan darat dari Jakarta, hanya untuk menjadi saksi untuk pesta komunitas terbesar di Yogya tersebut.
Seperti juga Wily Wijaya, gadis yang bekerja sebagai pengajar di Sumatra Utara, atau Iskandar Zulkarnaen dari pelosok Lebak, Banten, pun turut ke acara itu. Wily menyempatkan ke Yogya hanya dapat bersua dengan para pegiat komunitas lainnya, seperti juga Iskandar (Pak Is) yang telah menjelang usia 60 pun menunjukkan antusiasme tinggi dan turut menempuh perjalanan darat untuk hadir ke ICD 2017 tersebut.
Gairah berkomunitas itu tak hanya menjadi kegemaran kalangan pria. Riap Windhu, Dewi Puspa, Marla La'sappe Thalib dengan putrinya Aulia Tamara Girisha, Elisa Koraag, Dessy, Okti Li, Yayat, Andini Harsono, Ibu Seno (Teh Icho), hingga Maria G. Soemitro, mewakili kalangan perempuan yang juga memiliki keinginan kuat berbagi dan belajar lewat komunitas. Â
Mereka menjadi wakil dari gairah berkomunitas yang makin tumbuh di Indonesia. Beruntung bagi saya, sebagian besar dari mereka adalah sahabat saya sendiri. Bersama mereka, saya turut belajar kembali tentang berkomunitas, dan berbagi ide-ide positif, sehingga merangsang tekad kuat; berbuat yang berarti, atau mati!
Jika ditotal, waktu terhabiskan di perjalanan ke lokasi dan kembali pulang, melampaui 30 jam. Melelahkan, tapi itu terbayar dengan sejuta ide baru, bahwa ada sesuatu yang menunggu dan itu adalah berbagi hal positif tanpa pernah jemu. Terlebih, keinginan berbuat baik tak mengenal jalan buntu.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H