Lagi-lagi memperdebatkan hal demikian tidak dengan serta merta memberikan jawaban. Tidak begitu saja membawa pada satu konklusi. Tak ayal, untuk hal seperti demikian pun harus melibatkan keniscayaan konspirasi. Berkoar-koar sendiri lebih dipandang tidak lebih sebagai basa-basi, dipenggal "basa" menyisakan "basi". Jamak disepakati, sesuatu yang basi takkan ada yang dengan girang untuk mengonsumsi.
Lha, ada pertanyaan yang belum terjawab. Ya, soal kenapa di atas tadi?
Akhirnya, seperti saya katakan ke Herman Hasyim. Memang, tidak semua pertanyaan harus membawa pada jawaban. Tapi setidaknya masih ada yang bisa ditanyakan. Mungkin sekarang hanya bisa lahir orang-orang yang cerdas bertanya, namun ke depan, boleh jadi akan lahir lebih banyak lagi generasi yang cerdas dalam memberikan jawaban. Toh, jawaban muncul hanya karena sudah ada yang memberikan pertanyaan. Yap, dunia tanpa pertanyaan adalah dunia yang tidak membutuhkan keberadaan akal.
Minuman ringan di hadapan saya sudah ludes. Obrolan tidak berujung ini juga harus saya ludeskan sampai di sini. (FOLLOW: @zoelfick/ gbr: Kaskus.us)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H