"Suami apa seperti ini? Suami yang tidak pernah tahu dan tidak pernah peduli pada istri! Yang tahu cuma beranak. Lakoe rameujadah (suami haram jadah)." Saat marah Hasan mereda, giliran Laila luapkan murka.
"Jangan bicara seperti itu lagi, La?!?" Meski pelan, Hasan bicara dengan gigi yang mulai digemeretakkan. "Kau..." Laila tercekat.
"Kau kira aku takut karena kau laki-laki?!? Kau kira aku takut mati!" Entah setan mana yang tiba panas-panasi pikiran dan hati Laila. Sekarang gelas dengan gambar bunga sudah melayang...
Prang!!!
Srtttttt!
Gelas yang dilempar Laila mengenai sisi pintu, pecah. Pecahannya sebagian memantul ke Hasan, tepat mengenai dada.
Tesss!!!
Darah mengucur di dada yang belum pernah berkesempatan baringkan Laila dengan penuh manja.
————- To be continued Tulisan ini adalah bagian dari Novel: Aku Laila, Bukan Cleopatra Dedicated to: Perempuan miskin di negeriku Sumber Gambar: Di sini dan di sini juga di sini ————– Tulisan terkait: 1. Kenapa Telanjangi Laila 2. Keringat Laila. 3. Dada Laila 4. Meniduri Laila 5. Malam Pertama Laila 6. Perselingkuhan Perempuan Desa 7. Lelaki lain di Kamar Laila 8. Berita dari Kamar Laila 9. Hanya Selingkuh Biasa, Laila 10. Menyembunyikan Perselingkuhan. 11. Perempuan itu Menjual Diri 12. Jalan Meneruskan Perselingkuhan 13. Peselingkuh Kena Batu. 14. Saat Ibu Menyiksa Anaknya 15. Aku Malang, Istriku Jalang 16. Istriku Jalang Mengejar Lajang 17. Demi Selingkuhan 18. Istriku Jalang dan Lelaki Malaikat 19. Ibu Anakku: Perempuan Bergilir 20. Lepas Setubuh Subuh 21. Darah Pelanggan Raja Singa 22. Perempuan Itu tak Berbaju. 23. Anak Lapar dan Perempuan Sangar. 24. Menelusuri Dada Laila 25. Perempuan Hitam 26. Gadis Desa Tanpa Sehelai Benang 27. Laila, Jadilah Hujan 28. Laila, Istri Bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H