Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Membedah Fenomena @PartaiSocmed

15 Oktober 2014   11:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:57 3123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dikatakan bahwa mereka juga terlibat dalam beberapa diskusi panas yang cenderung keras, memang ada, tapi mereka bisa bertahan untuk tidak terprovokasi. Mereka terlihat tidak sungkan untuk menghentikan sebuah diskusi dengan beberapa akun yang mereka nilai sudah keluar dari jalur. Bahkan tak jarang, mereka juga memberikan teguran kepada pengguna Twitter yang melibatkan diri dalam satu diskusi dengan hanya merujuk pada rumor atau tanpa landasan fakta.

Maka itu, saya pribadi menilai keberadaan akun ini tak keliru disebut sebagai fenomena forum diskusi dengan format yang tidak mainstream. Selain juga mereka secara meyakinkan menunjukkan di beberapa cuitan bahwa tak ada hal yang lebih mereka buru, selain keberadaan mereka benar-benar bisa membawa manfaat dan pencerahan kepada publik lewat Twitter.

Sikap dan garis politik yang mereka ambil bukan tanpa risiko. Dari penelusuran yang saya lakukan, bahkan akun tersebut pernah nyaris berurusan dengan hukum karena kegiatan mereka via sosial media. Misal saja per 26 Mei lalu, kuasa hukum capres yang kalah Pilpres 2014, sempat mengadukan akun tersebut ke pihak Bawaslu. Lantaran dinilai @PartaiSocmed berupaya menjegal pencapresan salah satu bakal calon itu.

Sementara pihak akun ini membeberkan berbagai hal seputar capres kalah tersebut lantaran terlihat oleh mereka terdapat indikasi bahwa ada jejak hitam capres itu yang ingin ditutup-tutupi. Namun saat mereka berusaha memberikan pencerahan kepada publik, justru dituding sebagai upaya penjegalan dan dituduh menyebar fitnah.

Artinya, kekuatan para aktivis di ranah jejaring sosial itu, sedikitnya juga membuat lawan-lawan politik mereka bahkan gentar. Namun lagi-lagi, berdasarkan pantauan saya pribadi terhadap akun ini, pihak penyerang aktivis akun tersebut acap kali adalah pihak-pihak yang cenderung berupaya melakukan pembodohan publik. Tentu saja, sejalan dengan prinsipnya, pihak @PartaiSocmed yang berlandas prinsip penguatan masyarakat menunjukkan perlawanan dengan cara mereka.

Lalu, siapa mereka?

Saat diskusi via DM, mereka mengakui kepada saya, bahwa secara pribadi mereka memang sudah memutuskan untuk tidak membuka diri kepada publik. "Kami tetap akan menjadi akun anonim," begitu mereka memberikan penegasan.

Diakui juga, karena dukungan yang selama ini mereka berikan kepada sosok Jokowi, mereka mendapatkan undangan untuk bisa bertemu dengan presiden terpilih tersebut. Bagi sebagian pihak "yang merasa berjasa", mungkin akan menerima undangan itu sebagai sebuah kehormatan. Tapi bagi para aktivis di balik akun tersebut lagi-lagi menegaskan, bahwa mereka menolak undangan tersebut!

Mereka menunjukkan konsistensi melakukan pekerjaan yang berbau politik dengan membawa pencerahan kepada publik, namun mampu membebaskan diri dari "mencari pamrih", bagi saya merupakan sebuah karakter yang sangat matang. Tercermin dalam salah satu cuitan mereka pada 23 Agustus lalu, "Kami adalah relawan Jokowi-JK, tapi kami tidak ingin lebih diistimewakan dari pendukung Prabowo-Hatta!" Sebuah prinsip yang sangat tegas, bahwa keberpihakan tak selalu dilakukan karena alasan kompensasi sesaat.

Apalagi di sebuah masa ketika "tak ada makan siang gratis" telah begitu membudaya, para aktivis di balik akun tersebut masih mampu memilih untuk fokus kepada misi besar mereka, "empowering people". Bukan pilihan mudah.

Sebagai akun yang bersifat relawan, mereka bukanlah kalangan aktivis atau relawan yang berangkat dari doktrin yang mematikan nalar. Mereka masih mempertahankan sikap kritis, bahkan terhadap Jokowi yang mereka dukung pun mereka menunjukkan karakter sekaligus prinsip relawan yang memiliki sikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun