Apakah kita perlu belajar kepada masyarakat adat tentang bagaimana caranya mencitai dan menjaga alam ini?
Mungkin pertanyaan itu pernah telintas dalam benak kita, termasuk saya pribadi. Tetapi dalam banyak hal kita harus belajar pada mereka, belajar mencintai alam ini.
Kita juga berhutang banyak kepada mereka. Tanpa mereka kita tidak akan merasakan segarnya udara di pagi hari.
Hutan dinegeri kita memang bukanlah yang terbesar, tetapi secara factual hutan Indonesia merupakan Hutan Tropis Terbesar kedua di dunia setelah Brazil.
Disamping itu hutan Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia, yang berfungsi sebagai filter dalam mengurangi pemanasan global secara signifikan.
Akan ada hal yang mengerikan ketika hutan lebat yang kita miliki telah gundul. Bumi akan menjadi tempat yang panas dan kering kerontang. Bencana terjadi dimana-mana, flora dan fauna akan punah.
Sedikit demi sedikit, nasib hutan kita menuju kearah tersebut karena keserakahan dan ketamakan manusia.
Mereka lebih melihat hutan sebagai ladang bisnis daripada melihat hutan sebagai sumber kehidupan.
Berbanding terbalik dengan masyarakat adat yang terkadang kita memandangnya sebagai masyarakat tertinggal karena mereka tinggal di pedalaman hutan.
Sejauh kenyataan yang terjadi saat ini, masyarakat adat yang tinggal dipedalaman tidak pernah mengekploitasi hutan secara berlebihan.
Tahun lalu dalam sebuah kesempatan saya pernah diajak oleh sahabat ketempat masyarakat adat Ciptagelar di Sukabumi.