Selanjutnya tinggal kita nantikan saja, berapa ratus ekor domba ketika dia sudah lulus SMA nanti?
Ketika anak tersebut akan melanjutkan sekolah keperguruan tinggi, dia tidak harus repot-repot mencari biaya karena dia sudah memiliki harta sendiri.
Begitupun saat ia lulus kuliah, ia tidak perlu sibuk mencari pekerjaan, karena dia sudah memiliki peternakan sendiri.
Inilah cara yang dilakukan oleh kang dedi mulyadi untuk merubah nasib masyarakatnya dari yang tadinya tukang menjadi tuan di tanah airnya sendiri.
Begitupun dengan seorang petani di wilayah Campaka yang memiliki beberapa petak sawah warisan dari orang tuanya.
Memang dia belum pernah berbicara secara langsung dengan Dedi Mulyadi. tetapi kepercayaan dirinya menjadi seorang petani tumbuh ketika dia mendengar pidato Kang Dedi saat kunjungan ke desanya.
Dengan tiga petak sawah cukup untuk menghirupi empat anak dan satu istrinya. Tapi dalam semangatnya ia ingin memiliki anak memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya.
Dari hasil panen tiga petak sawah kecil ia sisihkan untuk biaya anak sulungnya kuliah, mereka berdua rela berpuasa agar bisa mengurangi konsumsi beras dan pengeluaran yang lebih besar.
Walaupun panen tidak selamanya mulus, tapi terus sisihkan uang tersebut agar anaknya lulus dari perguruan tinggi. Beberapa tahun lalu anaknya lulus, ia pun tersenuyum bahagia.
Pesan yang ingin saya sampaikan dalam hal ini, hanya dengan sawah kecil beberapa petak kecil tetapi bukan hanya cukup untuk dia makan, tapi juga berhasil melahirkan sarjana yang jarang terjadi di desanya.
itulah yang dilakukan oleh seorang pemimpin Dedi Mulyadi. perkataan dan perbuatannya bukan hanya mengilhami orang-orang. tetapi juga mengangkat derajat orang-orang yang hidupnya memiliki semangat.