"Ketika saya tiba di markas, mereka ada di sana," kata Prabowo.
"Saya tidak memanggil mereka, mereka menanyakan, apa yang sedang terjadi?"
Buyung Nasution mengkonfirmasi kebenaran rumor yang beredar bahwa Prabowo-lah yang mendalangi kerusuhan, penembakan di Trisakti, begitu juga penculikan-penculikan. Buyung juga bertanya apakah terdapat persaingan antara dia dan Wiranto. Prabowo menyangkal semuanya.
"Bagaimana bisa terjadi persaingan?" papar Prabowo.
"Dia bintang empat, saya bintang tiga. Saya sedang mencoba untuk mengejarnya. Tapi bukankah saya calon yang tepat untuk menggantikannya?" Prabowo menjelaskan.
Setelah menghadiri rapat komando yang dipimpin langsung oleh Wiranto, Prabowo tiba di tempat pertemuan berikutnya hampir jam satu malam. Dua teman dekat Abdurrahman Wahid menyarankan agar Prabowo menjumpai ulama itu, yang hampir saja terlelap saat sang jenderal tiba. Wahid, alias Gus Dur, masih berkenan menerima Prabowo dan bertanya tentang situasi yang kacau balau.
"Saya katakan, kami bisa mengendalikan situasi esok hari," kata Prabowo.
Setelah berganti baju, Prabowo langsung menuju bandara Halim Perdana Kusuma, di mana Soeharto mendarat, Jumat, 15 Mei dinihari. Prabowo menunggu di dalam mobil ketika Wiranto bertemu Soeharto. Mereka bertiga, disertai sebagian besar petinggi militer, melaju menuju kediaman Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.
Pertemuan dengan para tokoh ini, yang dalam perjalanannya kemudian memuat Soeharto merasa kecewa dengan Prabowo, dan berpraduga Prabowo akan melakukan kudeta pada mertuanya Soeharto. Bersambung....
==================================================
Tragedi 1998: Ketika kerusuhan dimana-mana, pembunuhan, perampokan, pengeboman, terjadi dimana-mana. Hak asasi manusia tercabik-cabik oleh provokator yang tidak bertanggungjawab, provokator yang tidak bisa mengendalikan keadaan, akankah didiamkan?