Mohon tunggu...
sodik supriyanto
sodik supriyanto Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir - Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah - UIN GUSDUR Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Respons Al-Qur'an Terhadap Isu Kenakalan Remaja di Era Generasi Z

26 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 26 Desember 2021   23:05 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RESPONS AL-QUR’AN TERHADAB  ISU KENAKALAN REMAJA DI ERA GENERASI Z

Oleh :

Sodik Supriyanto

PENDAHULUAN

            Pada umumnya masa remaja berkisaran dintara umur 10-13 tahun dan masa akhirnya di usia 18-22 tahun yang dimana masa-masa tersebut merupakan masa perpindahan dari anak-anak menuju dewasa tentunya masa remaja ini menuai banyak sekali perubahan bik dari segi biologis, psikologis, dan cara bersosialisasi masa tersebut sangat rentang dengan pengaruh-pengaruh dan doktrin-doktrin yang dia temui rentan terpengaruh dengan lingkungannya (Hidajahturrokhmah, 2018).

            Dimasa remaja pertumbuhan fisik perembuan dan laki-laki mengalami percepatan. Dimana pertumbuhan tinggi badan yang signipikan bagitupun dengan perempuan yang bentuk tubuhnya mulai bebeda menandakan sudah memasuki masa pubertas atau remaja di masa masa inilah tingkat nafsu dan emosi seorang manusia sangat tinggi sehingga ketika merspon sesuatu yang tidak sepemikiran dengannya akan menjadikan gesekan dan bisa jadi menjadi sebuah masalah besara yang bisa membahayakan dirinya dan juga orang lain di sekitarnya. (Sumara, 2017)

            Di era generasi Z ini para anak-anak yang terlahir dimasah yang kemajuan zamannya sangat pesat terutama teknologi dan gadget yakni handphon dan media siasial yang sangat luas dan bebas cakupannya yang bisa memunculkan hal postif dan negatif dari adanya perkembangan teknologi itu yang di mana di tentukan oleh para pengguna media tersebut jika di pegang dengan remaja yang baik akhlak dan imannya maka teknologi itu akan merujuk kepada kebaikan namun jika di pegang dan di gunakan oleh anak rmaja yang hanya mencari kesenangan dan memuaskan napsunya maka akan merukuk kepada hal yang negatif.

            Dari situah para remaja yang hidup di zaman sekarang di hadapkan dengan tantangan zazaman yang membuatnya terlena dalam kenyamanan dan hasyrat hawa nafsu dan akhirnya berujung timbulnya isu-isu kenakalan di kalangan remaja yang tak semestinya di lakukan oleh para remaja yang seharusnya gigih, giat dan tekun menorehkan prestasi dalam dunia pendididikan dan menuntut ilmudunia maupun akhirat maka dari situ peneliti perlu mendalami lebih lanjut mengenai kenakakalan anak remaja di era generai z ini seperti apa bentuk kenakalan itu, apa penyebanya, bagaimana solusi dan responan al-quran terhadap apa yang sudah terjadi sekarang ini.(Saputro, 2018)

ANALISIS

A. Bentuk kenakalan remaja di era generasi z

Kenakalan anak remaja yang sedang panas dibicarakan di masyrakat umum maupun di dunia netizen yang menuai banyak keritikan adalah ulah anak-anak remaja yang itu semua dilakukan bukan karena tanpa sebab baik itu dari segi pelaku maupun korban memang akhir-akhir ini isu kenakalan dmasyarakat sering dikaitkan dengan namanya remaja yang sering membuat ulah ada anak remaja dengan sengajanya meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar siswa satu sekola atupun dengan pelajar dari sekolahan lain, tawuran antar desa ataupun mengatas namakan sebuah kelompok alias geng, penyalahgunaan obat-obatan keras dan lain sebagainya masih banyak tindakan kriminalitas yang di lakukan oleh para anak-anak tanggung.

Semua yang dilakukan tersebut meresahkan keamanan di kalangan masyarakat biasa maupun menengah atas seorang anak remaja yang seharusnya berjuang mencari jati dirinya belajar di sekolah ataupunlembaga-lembaga pendidikan lainnya baik berbasis umum dan agama menjadi kebanggaan keluarga serta mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangaan zaman dimasanya dewasa kelak namun kendati semua harapan orang tua terhadap anknya sirna begitu saja hanya berhenti dalam angan-angan saja, maka yang terjadi kerusakan moral sang anak cara berpikir yang sudah menyimpang dari koridor sosial yang sehat.

Para pakar dan ahli pendidikan satu pendapat bahwa remaja yang masih berumur kisaran 13-18 tahun itu adalah masa dimana seseorang sudah melampaui masa kanak-kanaknya akan tetapibelum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa sebab dimasa masa itu daya emosiny dan nafsunya masih belum terkontro dengan baik dan sering amarahnya memuncak dan tidak terkendali.

Dimana kenakalan itu meliputi penyimpangan dari norma-norma agama, norma masyarakta dan hukum-hukum kemanusiaaan akan tetapi kenakalan remaja ini tidak hanya terjadi secara lokal namun secara global semua anak remaja di seluruh negara mengalami adanya penyimpangan-penyimpangan atau kenakalan yang tidak wajar bahkan sejak lahirnya keturunan nabi adam hingga sekarang akan tetapi dari tahun ke-tahun kenakalan tersebut kian bertamabah dan berpariasi apalagi di era generasi z sekarang tentunya kenakalan dan akibat dari kenakalan tersebut sangatlah meresahkan dan berakibat fatal di linggkungan masyarakat yang jika tidak di hentikan dan dibenahi maka akan menjadi kebiasaan dan akhirnya yang paling ditakutkan ditiru oleh generasi selanjutnya.

B. Penyebab terjadinya kenakalan

Penyebab kenakalan remaja sekarang yang sering mendapat sorotan, anak remaja adalah tarap pencarian jati dirinya yang sebenarnya kerap mengusik ketangan orang di sekitarnya. Baik kenakalan ringan sampai kenakalan berat hingga di jatuhi hukuman pidana dan mendekam di jeruji sel mengganggu ketentraman dan kenyaman orang alain baginya adalah hal yang biasa tidak mengedapankan keselamatan dirinya dan orang lain yang ada hanya tercukupinya kepuasan nafsu dan tercapainya keinginannya alhasil penelitian ini ternyata cukup banyak penyebab yang melatarbelakangi isu kenakalan anak remaja di era generasi z ini yang dimana penyebab atau faktor tersebut di bagi mejadi dua yakni faktor yang datang dari sisi internalanya dan satu lagi yang muncul dari sisi eksternal sang remaja atau lingkungan (Diananda, 2019).

Dalam salah satu sabda rasulullah SAW yang diriwyatkan oleh Imam Bukhori dan hadis ini adalah hadis shohih diamana di jelaskan bahwa dalam diri manusia itu ada segumpal darah yang apabilah segumpal darah itu baik maka akan baik apa yang dia lakukan namun sebaliknya apabia buruk maka akan buruk juga apa yang dia lakukan segumpal darah itu adalah hati manusia atu keimanandan kepercayaan akan adanya tuhan yang maha esa (Nasution, 2015).

a). Faktor Eksternal (Di luar diri rmaja atau lingkungan)

  1. Orang tua yang kurang memeperhatikan keseharian anknya dan aktivitasnya sehingga anak remaja mejalani kehidupan sosial begitu saja tanpa ada arahan dan bimbingan ornga tua, anak kurang kasih sayang dan kepedulian dan  putusnya harapan terhadap orang tua yang tidak memenuhui kebutuhan psikis anak-anak yang di butuhkan saat itu meskipun itu adalah bukan kebutuhan yang penting dengan tidak adanya nasehat dan respon orang tua maka anak merasa terlantarkan dan berbuat semaunya yang dia inginkan (Masrofah, 2020).
  2. Kuranngnya pemahaman anak-anak remaja mengenai agama baik itu keislaman-keimanan seperti ibadah dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa sehingga hatinya kosong dan hanya dikendalikan dengan hasrat dan nafsunya belaka. Menanamkan pemahaman tentang agama terhadap anak itu sangatlah penting karena orang tua sendiri tentunya tidak bisa mengontrol diri anaka itu dimanapun dan kapanpun kecuali di bekali keimanan dan ketakwaan hati dan dirinya terhadap tuhan bahwa dia selalu di awasi oleh malaikat dan tuhan yang maha esa.
  3. Lingkungan sekitar kehidapan dan pertumbuhan seorang anak remaja tentunya sangat berpengaruh terhadap kebiasaanya nanti lingkungan sekitar yang baik maka akan membawa anak tersebut menuju kebiasaan yang baik namun sebaliknya jia lingkungannya rusak maka keperibadian dirinyapun sedikit demi sedikit akan rusak apalagi anak tersebut belum memahami syariat beragama maka akan sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya.
  4. Lingkungan pendidikannya ketika di sekolah juga tidak jauh penting karena keseharian anak-anak yang biasanya sekolah dan belajar di sekolah akan membawa perubahan yang sangat deratis bagi anak-anak karena disitu banyak pemahaman dan ilmu pengetahuan yang di tanamkan oleh guru-gurunya maka kualitas dan kwantitas guru di suatau sekolahan aan berpeenaruh terhadap siswanya. Fenomenanya banyak guru yang tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekola dan guru hanya duduk santai di kantor sekolah.

b). Sedangkan Faktor internalnya

  1. Kepercayaan atau iman  dengan adanya norma dan agama yang kurang Sehingga kadang kala perubahan biologis sosiaologis sang remajapun akiabat gagalnya mencapai tujuan.
  2. Pengintrolan diri yang masih lemah sehingga tidk bisa mencegah dirinya untuk tidak melakukan suatu tindakan yang berbahaya bagi dirinya dan membahayakan otrang lain maka ketika tingkat emosi sudah memuncak dan tidak terkendalikan lagi munculah sebuah gesekan yang menghasilakan tindakan kriminalitas dan menyalahi norma dan aturan dalam hidup bermasayarakat.(Darokah & Diponegoro, 1998)

C. Respons al-Qur’an terhadab isu kenakalan remaja di era generasi

Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang wahyukan kepada Rosulullah Muhammad SAW menjadi pedoman dan petunjuk bagi umat islam khusunya dan umumnya manusia yang ada dimuka bumi ini (Al-Ghazali. terj. H.A Amrullah Malik Karim (HAMKA), 1963). Al-Qur’an sendiri sudah lama merespon dengan adanya isu-isu kenakalan anak remaja dari sejak keturunan nabi adam hingga generasi z yang sekarang ini yang kerap menjadi PR bagi orang tua dan lembaga pendidikan untuk menanamkan kedalam sanubari dan hati anak-anak dari kecil hingga mati agar menjadi manusai yang berqidah berakhalak bahkan berprestasi al-Qur’an  merespon dan memberikan sebuah petunjuk untuk umat islam bagaimana car mengatasi dan menanggulangi isu isu ini Allah SWT berfirman dalam kitabnya :

﴿ وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ ١٣ وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ ١٤ وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ١٥ ﴾

Terjemah Kemenag 2019

13.  (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.”

14.  Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.598) (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.

598) Selambat-lambat waktu menyapih ialah sampai anak berumur 2 tahun.

15.  Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.

 Ibnu Katsir: Ini adalah wasiat yang sa ngat bermanfaat, yang sengaja dicerita- kan oleh Allah Swt. dari kisah Lukmanul kekuatan dan kesanggupan diri, dan ber- Hakim agar dijadikan pelajaran dan diikuti oleh manusia secara umum. Lukman ber- kata, "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi." Yakni bahwa kejahatan dan kesalahan walau- pun sekecil biji sawi yang tersembunyi di dalam bumi terdalam ataupun di langit tertinggi, maka "Niscaya Allah akan men- datangkannya (membalasinya)." Yakni pa- da hari kiamat saat ditegakkan perhitungan amal. Kemudian Lukman berkata, "Hai anakku, dirikanlah salat." Sempurna dengan tata caranya, syarat dan rukunnya serta memperhatikan waktu-waktunya. Lukman juga memerintahkan agar me- nyeru kepada kebaikan sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan diri, dan ber sabar atas apa yang menimpanya.

Maka dalam hal tentu apa yang sedang terjadi saat ini isu kenakalan remaja di era generasi z ini bukan murni karena kesalahan anak remaja itu sendiri akan tetapi kurangnya pengasuahan dan arahan oleh orang tuanya akan menanamkan akhlak dan keimanan sejak dini yang kerpa tak di perhatikan padahala Allah sudah menjanjikan dan memberikan contoh seperti halnya di ibaratkan dengan keluarga luqman yang mendidik anak-anaknya dan keluarganya peran seorang ibu dan ayah dalam mendidik anak anak sangatlah penting dan di butuhkan oleh anak itu kelak di saat dia mengalami masa pubertas peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa sehingga jika lolos melwati rintanagn di masa remaja maka kemungkinan besar ia akan selalu berperilaku baik dan berakhlakul karimah seperti yang diinginkan masyarakat umumnya terkhusus mu’amalah ma’allahnyapun baik pula.(Ibnu Katsir, 2005)

KESIMPULAN

            Maka dengan demikian isu-isu yang membunging di tengah masyarakat tentunya tidak hanya di respon dengan pandangan negatif hanya berhenti menyalahkan tidak bertindak untuk memebenahi maka di harapkan dengan mengetahui apa saja penyebab terjadinya kenakalan remaja tersebut seperti faktor eksternal yang mencangkup lingkunan sekitar, mengawasi pergauan , memberikan pendidikan yang layak di sekolahan yang baik dan bisa mendidik dan mengawasi anak-anak serta disamping itu adanya faktor internal yang berupa karakter anak itu sendiri sejak dari kecil sepatutny orang tua melatih jiwa dan karakternya di dalam kebaikan dan koridor syariat allah yang di tentuakan yakni memberikan pemahan tentang agama dengan cara mengarahkanya untuk mengaji dan memberikan pembimbing spiritual kehidapannya seperti guru ngaji atau agama selayaknya ustadz-ustadzah sehingga bisa menanggualangi penyimpangan dan mengurangi isu yang buruk tersebut dengan respon yang baik seperti apa yang telah di respon dan di jawab Allah dalam surat luqman.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI. (2019). Al-Qur’an dan Terjemahan Kemenag 2019.

Al-Ghazali. terj. H.A Amrullah Malik Karim (HAMKA). (1963). Ihya_Ulumuddin_by_Al_Ghazali_dalam_bahas.pdf.

Darokah, M., & Diponegoro, A. M. (1998). Kata kunci: kebahagiaan, kesejahteraan subjektif, afek, kepuasan hidup. Indonesian Psychology Journal, 2, 15–27.

Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133.

Hidajahturrokhmah, N., Kemuning, D. R., Rahayu, E. P., Araujo, P. A., Taqwim, R. A., & Rahmawati, S. (2018). Sosialisasi Hiv Atau Aids Dalam Kehamilan Di Rt 27 Rw 10 Lingkungan Tirtoudan Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Journal of Community Engagement in Health, 1(1), 14–16.

Katsir, I. (2005). Tafsir Ibnu Katsir Jilid  (p. 558).

Masrofah, T., Fakhruddin, F., & Mutia, M. (2020). PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA (Studi di Kelurahan Air Duku, Rejang Lebong-Bengkulu). TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1), 39.

Nasution, N. H., Words, K., Akhir-akhir, M. P., Indonesia, N., Malik, D., Saw, R., & Malik, H. R. (2015). Metode Dakwah Dalam Membentuk Akhlak Mahmudah Remaja. Wardah, 12(2), 163–177.

Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.

SUMARA, D. S., HUMAEDI, S., & SANTOSO, M. B. (2017). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun