Mohon tunggu...
Sodik Permana
Sodik Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - JnT Cargo

Penikmat filsafat dan penulis pemula yang senantiasa berusaha konsisten dalam belajar sesuatu yang belum terfahami.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Paradigma Sosial, Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi?

20 September 2022   16:23 Diperbarui: 20 September 2022   16:34 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Elia Yunita Sari 

Kemudian jika kita melihat dari catatan sejarah perguruan tinggi dan terbentuknya tridharma perguruan tinggi menyatakan bahwa tiga point tersebut adalah suatu hal yang bersifat menyeluruh dan bertujuan untuk membentuk masyarakat sejahtera, dan itu diupayakan oleh unsur perguruan tinggi (mahasiswa, dosen, rektorat, yayasan dan lain sebagainya), kita harus fahami bahwa semua unsur yang terlibat dalam perguruan tinggi memiliki peran dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi tesebut. Terlebih bahwa tridharma perguruan tinggi bukan hanya gurauan, melainkan termaktub dalam Undang-Undang, yang artinya dalam pelaksanaannya memiliki kekuatan hukum dan bisa saja kita tafsirkan bahwa apabila tidak dilaksanakan maka akan dianggap sebagai pelanggaran.

Mahasiswa adalah orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi, orang terpelajara yang memiliki tanggung jawab sebagai penjaga nilai kemasyarakatan, sosial control, moral force dan agent of change.

Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan, kebangsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah.

Tridharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi dengan tiga point yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian yang bersifat berkesinambungan dan berkelanjutan.

Setiap aktivitas pendidikan yang ditempuh dikaitkan dengan implementasi kepada masyarakat, dampak pendidikan bukan untuk individu semata melainkan untuk masyarakat artinya harus kita fahami makna pendidikan itu bermuara pada perubahan sikap atas dasar pemahaman atau pengetahuannya. Sehingga titik-tekan pendidikan harus memiliki peran sosial, bukan untuk 'maaf' seperti yang terjadi hari ini bahkan beberapa tahun kebelakang bahwa pendidikan ditempuh untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang scara individual yang gamblang kita temui beberapa orang berpendidikan untuk mencapai cita-cita pekerjaan. 

Pergeseran nilai pada dharma diatas berangsur akan berdampak terhadap sosial kita, opini atau persoalan yang terjadi bukan lagi perhatian pendidikan dengan mestinya. Kesadaran makna pendidikan sebagai perubah sikap manusia hanya dirasakan oleh segelintir orang (mahasiswa, dosen, dan khakayak umum)memungkinkan sulitnya menciptakan sikap kesadaran kolektif dalam persoalan sosial, terjadilah acuh-tak-acuh, sikap tidak peduli yang jauh dari makna tridharma perguruan tinggi tersebut. 

Problematika dewasa ini terlihat dari kesalah-fahaman kita dalam pendidikan sebagai point satu tridharma perguruan tinggi bahwa aktivitas pendidikan adalah fokusnya mahasiswa dalam mempelajari mata-kuliah yang ada serta sederatan tugas dari dosen tanpa bersemai nya nilai perubahan sikap untuk kepekaan sosial, terkhusus hal ini yang saya rasakan di daerah tempat saya menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi. 

Persoalan sosial yang terjadi mestinya menjadi suatu bahan analisa perguruan tinggi sebagai sarana penelitian pada point dua tridharma perguruan tinggi yang bersifat berkesinambungan dan berkelanjutan, bukan sekedar ajang formalitas belaka. Peran aktif unsur perguruan tinggi di ruang-ruang publik untuk menganalisa persoalan sosial yang terjadi adalah suatu kewajiban sebagaimana mestinya, peran semacam ini dilakukan terorganisir dengan maksud membangun sinergisitas mahasiswa dengan unsur perguruan tinggi lainya. 

Problematika yang saya alami saat saya masih duduk dibangku perkuliahan adalah penggiringan opini bahwa mahasiswa harus fokus dengan mata-kuliah yang disuguhkan, hingga pada tahap pelarangan mahasiswa mengikuti pergerakan-pergerakan yang kita fahami sebagai implementasi pendidikan dan penelitian tersebut sehingga tumbuhlah pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk agent of change, sosial control, dan moral force. Kembali pada definisi tridharma perguruan tinggi dengan konteks realisasinya adalah oleh setiap unsur perguruan tinggi yang kemudian seharusnya tidak terjadi benturan antara mahasiswa dengan pihak perguruan tinggi. 

Peran yang sangat berat bagi mahasiswa yang mengalami beberapa persoalan seperti yang saya alami, tekanan dari berbagai arah ketika kita berusaha merealisasikan dharma tersebut. Budaya yang sudah mengakar, dikatakan dalam beberapa teori bahwa kejahatan atau kesalahan yang terus diulang-ulang maka akan menjadi kebenaran, inilah halangan nyata bagi para mahasiswa ketika tradisi atau sistem pendidikan dan penelitian serta pengabdian dalam perguruan tinggi dilakukan dengan seperti apa yang saya alami tentu akan sulit mengembalikan pada keharusannya. Penumbuhan tradisi melingkar, duduk bersama antara mahasiswa dan unsur lain dari perguruan tinggi dalam membahas isu atau persoalan sosial atau lainya yang terjadi adalah realisasi tridharma perguruan tinggi yang kaffah, apabila terjadi maka kontrol sosial akan terlaksana. 

Tridharma Perguruan Tinggi dalam perspektif ke-fakultas-an

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun