Sejak 7 Desember 2017, Rizal Ramli yang saat itu mengunggah foto bersama Pidi Baiq ke Instagram. Foto itu merupakan foto bersama mereka ketika sama-sama menjadi pembicara dalam peluncuran buku "Revolusi dari Secangkir Kopi'" karya Didik Fotunadi di Bandung, sekitar tahun 2015an. Rizal Ramli yang kagum dengan sahabat satu almaternya di ITB itu mengungkapkan bahwa Pidi itu memiliki cara pikir yang khas, unik, kocak dan ajak kita berpikir dengan logika-logika sederhana.
 "Yeee Abangku muncul! Rindu". Balas Pidi untuk foto unggahan di Instagram Rizal Ramli itu.
 "Rindu ini akan terbalas Pidi... Semoga sebelum launching film Dilan, bisa ngobrol asyik dan ngopi" balas Rizal Ramli dalam akun instagramnya.
Sejak saat itu, tokoh nasional yang ketika masih mahasiswa di ITB Banding pernah merasakan dinginnya penjara orde baru ini belum bisa menebus rindunya untuk ngopi bareng Pidi Baiq.
Pidi memang juga memiliki kisah tersendiri dalam melawan kediktatoran Orde Baru. Melalui jalan seni, Pidi melawan Orde Baru dan Soeharto. Dengan cara uniknya, ia menyindir Orde Baru dengan cara mendirikan Negara Kesatuan Republik Panas Dalam. Sebuah negara yang Pidi deklarasikan bersama kawan-kawannya di ITB, hanya memiliki 18 warga negara.
"Ini satu-satunya negara yang presidennya bisa kenal seluruh warga negaranya," begitu kelakar Pidi yang pernah diungkapkan di berbagai kesempatan dan membuat orang yang mendengarnya tertawa-tawa.
Ketika gala premiere film Dilan 1990 di Jakarta, Pidi Baiq mengundang Rizal Ramli untuk hadir menonton. Tapi kesempatan itu juga belum menjadi ajang membalas kerinduan mereka berdua. Pidi memang sedang padat kesibukan beberapa bulan terakhir. Terang saja, sejak film Dilan 1990 ini muncul di berbagai pemberitaan akan tayang di bioskop, respon publik luar biasa.
"Salam dari Pidi Baiq, Bang. Dia tida bisa dating karena tidak ada celana Panjang," kelakar Fajar Bustomi.
Akhirnya, rindu itu baru berbalas ketika ekonom yang pernah menjadi anggota panel ahli ekonomi PBB dan dikenal dengan cara pikir "out of the box" ini berada di Bandung. Mereka tak mau kehilangan kesempatan untuk ketiga kalinya. Pidi Baiq menunggu kedatangan Rizal Ramli di Rumah The Panas Dalam, jalan Ambon nomor 8A (Bandung), sejak pukul 10.00 pagi. Sejam kemudian, tamu yang Pidi nanti datang.
"Selamat Pidi, film Dilan luar biasa," ungkap Rizal Ramli saat bertemu dengan Pidi Baiq.
Hampir satu setengah jam, obrolan mereka berdua di teras markas The Panas Dalam pada Minggu (4 Maret 2018) itu dipenuhi obrolan kocak yang mengocok perut. Meskipun begitu, obrolan Pidi dan Rizal Ramli sesungguhnya juga mewakili perasaan kita dalam mengungkapkan hal yang berat menjadi ringan. Misalnya saja, menurut Pidi Baiq, Nasionalisme itu kalau tidak ada nasi, maka menjadi onalisme. Atau tentang bagaimana kita harus berlaku adil terhadap rakyat.
"ke rakyat juga sama. Jangan datang ke rakyat untuk membuat dia marah, tapi datanglah untuk membuat dia senang", lanjut kata Pidi Baiq dalam obrolan bersama Rizal Ramli.
Kemudian Pidi Baiq memberikan menunjukkan sebuh buku kumpulan quotes-nya yang diberi judul Asbunayah 1972-2098. Ternyata, buku itu berisi tentang kutipan kalimat-kalimat Pidi Baiq yang selama ini kita dengarkan. Termasuk diantaranya adalah kutipan yang ada dalam film Dilan 1990, "Jangan rindu. Berat. Kau gak akan kuat. Biar aku aja"
Rizal Ramli yang langsung baca 'blurb' atau tampilan pada cover belakang buku Asbunayah 1972-2098 itu, awalnya cukup serius. "Ini benar Pidi," ungkap Rizal Ramli.
"Di Sekolah, mendapat pelajaran dulu, baru ujian. Kalau di kehidupaan ujian, dulu, baru mendapat pelajaran," baca Rizal Ramli dari cover belakang buku tersebut
Namun belakangan, ia tertawa lepas. Bagaimana tidak, yang ia baca adalah "Mengapa istri itu harus bisa masak? Ini kan Rumah Tangga, bukan Rumah Makan?". Mereka berdua tertawa lagi...
"Kalau harus berpikir sama dengan masyarakat, kenapa saya harus berpikir", balas Pidi yang mengundang gelak tawa orang-orang yang ikut serta dalam obrolan di teras The Panas Dalam siang itu.
Akhirnya,
"Selamat hari ini. Tetap semangat. Kita sedang berurusan dengan harapan. Saya senang mengatakannya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H