Mohon tunggu...
SOCCERPEDIA.id
SOCCERPEDIA.id Mohon Tunggu... Jurnalis - All Things About Soccer

Kanal berita kekinian dengan sudut pandang zaman now (all things about soccer), for inquiry please email to: info@soccerpedia.id

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Esti Puji Lestari: "Inspiring Woman in Football Industry"

22 Mei 2019   10:28 Diperbarui: 23 Mei 2019   12:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, kita semua mungkin tidak begitu aneh jika mendengar ada pesepak bola wanita, karena di Indonesia sendiri sudah pernah ada pesepakbola wanita, namun stigma jika ada seorang wanita yang ikut bermain bola, apalagi menjadi pemain bola professional, masih tetap ada hingga saat ini. 

Mengapa demikian? Karena sejak dahulu kala olah raga sepak bola sangat identik dengan kaum laki-laki, dan terkesan tidak begitu cocok untuk kaum wanita, yang tentu saja terlihat masih sangat memperhatikan unsur feminimisme.

Pada jaman kekinian atau anak muda kaum milenial sering menyebut dengan bahasa pupolernya "Zaman Now", sudah mulai banyak kita temukan kembali pemain sepak bola wanita, mulai dari grass root, amatir hingga level profesional. 

Bahkan seorang wanita, saat ini sudah mulai ada yang masuk sekolah khusus sepak bola, meskipun jumlahnya masih belum terlalu banyak, tapi seorang wanita bermain sepak bola sudah menjadi hal yang mulai lumrah dan tidak lagi tabu, termasuk di Indonesia.

Jika melihat sejarah bangsa kita, ranah sepak bola Indonesia sebenarnya pernah memberikan ruang bagi pesepak bola wanita. Pada tahun 1981 misalnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah membuat kompetisi Piala Kartini dan Invitasi Galanita setahun setelahnya (1982). Klub-klub yang cukup berjaya dimasanya tersebut diantaranya adalah klub Buana Putri dan klub Putri Priangan.

Pada level internasional, timnas sepak bola wanita kita juga pernah mengukir prestasi, bahkan jauh sebelum munculnya Piala Kartini dan Invitasi Galanita. Saat Piala Asia di Taiwan pada tahun 1977, timnas sepak bola wanita Indonesia berhasil mencapai semifinal. 

Di turnamen segitiga Indonesia-Malaysia-Singapura tahun 1979, timnas sepak bola wanita berhasil menjadi juara. Kemudian pada tahun 1982 dan 1985 dalam ASEAN Women's Championship (yang merupakan cikal bakal dari Piala Asean Football Federation/AFF Wanita saat ini), timnas sepak bola wanita kita berhasil menjadi runner up, sementara itu pada tahun 1986 dalam kompetisi Piala Asia, sepak bola wanita kita juga kembali berhasil mencapai peringkat ke-4.

Menjadi dewasa di ranah sepak bola Indonesia (apalagi wanita) memang terlalu mengkhawatirkan, karena mereka akan tumbuh dan berkembang dalam kondisi sistem yang sangat carut-marut, mulai dari manajemen yang terkesan "asal-asalan", skandal-skandal serta intrik politik yang tak pernah berkesudahan, serta hal-hal tak sedap lainnya, yang tentunya akan selalu berada dalam lingkungan mereka untuk menjadi dewasa kelak.

Dalam perkembangannya saat ini, sepak bola wanita di Indonesia hanya dikumpulkan saat menjelang pertandingan-pertandingan internasional seperti AFF. Indonesia, dalam hal ini PSSI belum menjadikan sepak bola wanita ini sebagai komoditas utama, kita lihat saja dengan tidak adanya sarana dan prasarana termasuk soal kompetisi liga profesional, belum lagi terkait dengan minimnya jumlah pelatih berkualitas yang berlisensi.

Menyoal sepak bola wanita dan perkembangannya lebih lanjut di Indonesia, saat berlangsungnya World Football Summit (WFS) Asia, akhir April 2019 lalu, SOCCERPEDIA.id berkesempatan untuk melakukan interview singkat dengan Esti Puji Lestari, sosok wanita asli Indonesia yang peduli dengan sepak bola wanita, sekaligus yang diakui kiprah dan karyanya secara internasional dalam perkembangan football industry di Asia.

Esti yang juga merupakan president serta pemilik Persijap Jepara Football Club ini merupakan satu-satunya wanita perwakilan Indonesia yang diminta kontribusinya pada tingkat Asia untuk menjadi salah satu pembicara, bergabung dengan sederet nama-nama pembicara internasional lainnya dalam WFS Asia 2019. 

Esti ikut menjadi salah satu pembicara dalam talkshow bertema: "Common Goal -- the story so far. How 1% from football is changing the World by: Common Goal". Bersama dengan para pembicara lainnya seperti: Grainne Le Fevre (Development Manager of ISF Cambodia), Marko Kasic (Founder and CEO of Fundlife), dan Ben Miller (Partnerships and Media of Common Goal).

Pada sesi lainnya, Esti juga ikut ambil bagian menjadi salah satu nara sumber dalam talkshow bersama Lili Bai (Head of Women's Football of AFC), Honey Thaljieh (Corporate Communications Manager of FIFA), Ebru Koksal (Senior Advisor & Chairwomen in Football of J. Stein & Co), dan Ash Hashim (Executive Director of Futbalita.com), dengan tema: "Women Taking Control of the Game".

Peran Esti sebagai nara sumber dalam event internasional seperti WFS Asia yang berlangsung di Kuala Lumpur dan disponsori penuh oleh La Liga ini, merupakan salah satu bukti kiprah dan karyanya dalam football industry sudah diakui secara internasional, khususnya di Kawasan Asia.

Esti Puji Lestari adalah istri dari pesepak bola professional asal Argentina, Carlos Raul Sciucatti. Ia membeli saham klub Persijap Jepara sebesar 80% pada tahun 2016 lalu, dan hingga saat ini ia menjadi pemegang saham mayoritas dan mengelola langsung klub miliknya secara professional. Sementara itu seperti kita ketahui bersama, saat ini klub Persijap Jepara milik Esti berada pada liga 3 kompetisi sepak bola professional yang terdaftar resmi di Indonesia.

Saat menjawab terkait motivasinya terjun langsung dalam football industry dengan membeli klub Persijap Jepara, Esti menyampaikan: "Motivasi saya membeli klub Persijap Jepara bertujuan agar bisa kerja bareng dengan suami saya yang juga pernah bergabung dalam tim sepak bola professional di Persijap Jepara. 

Meskipun awalnya Carlos tidak mendukung, karena selama ini memiliki pengalaman buruk saat bermain sepak bola di Indonesia. Namun pada akhirnya Carlos bisa sepakat dan akhirnya bersama-sama dengan saya ikut membangun kembali klub Persijap Jepara dengan menjadi pelatih serta technical director".

Terkait dengan klub sepak bola wanita yang dibentuknya saat mengambil alih klub Persijap Jepara, Esti menyampaikan: "Ketika pertama kali saya membeli klub Persijap Jepara, saya melihat ada banyak potensi untuk sepak bola wanita juga, jadi ketika pertama kali saya buka trial untuk sepak bola wanita, peserta yang datang mencapai 100 orang. 

Ini sangat memotivasi saya untuk lebih serius lagi berperan dalam mengembangkan sepak bola wanita, walaupun masih dalam level amatiran, karena sampai saat ini federasi sepak bola kita dalam hal ini PSSI, belum bisa memfasilitasi keberadaan sepak bola wanita dalam bentuk kompetisi liga professional, seperti pada umumnya".

Esti kembali menambahkan: "Terkait dengan sepak bola wanita, saya membuat turnamen sepak bola wanita di Jepara dengan peserta mencapai 12 propinsi dari seluruh Indonesia, dari situlah kemudian bergulir, hingga akhirnya saya berkesimpulan bahwa ternyata potensi sepak bola wanita itu sangat bagus, bahkan pada akhirnya sepak bola wanita inilah yang lebih memiliki nilai jual di luar negeri, dan membuka peluang bagi saya untuk pergi ke Atletico Madrid dan membuat perjanjian kerjasama (MoU) dengan salah satu klub sepak bola professional di Spanyol", klub yang dimaksud Esti adalah Societa Deportiva Eibar (Eibar) yang pada musim La Liga 2018/2019 ini berhasil finish pada urutan ke12.

Sementara itu menanggapi soal besarnya minat klub-klub Eropa yang ingin masuk ke pasar Asia, bahkan klub Barcelona dalam presentasinya di WFS Asia 2019 (Industry Talks Session) menyampaikan bahwa Indonesia menjadi target market terbesar ke-2 di Asia, Esti bependapat bahwa: "Justru disinilah peran federasi sepak bola kita harus mulai aktif bergerak, artinya ketika tim-tim besar dari benua Eropa mulai berdatangan ke Indonesia, harus diatur secara sistematis dan terstruktur, dibuatkan suatu aturan baku ketika mereka mulai masuk ke Indonesia, misalnya dengan membuat sebuah entitas berupa Penanaman Modal Asing (PMA) atau kewajiban memiliki representative office dan lain sebagainya, intinya federasi kita jangan cuek saja dan mau membantu memikirkan agar peluang ini bisa dimanfaatkan bagi perkembangan sepak bola di Indonesia. 

Karena saya datang dari dua dunia yang berbeda yaitu dunia bisnis dan sepak bola, maka saya lebih melihat bagaimana agar kedua hal tersebut bisa lebih bersinergilah".

Terkait acara WFS Asia sendiri, Esti berpendapat: "I think it is a great platform, apalagi ada di Asia, karena katanya orang-orang Spanyol ini seneng banget datang ke Asia dan bertemu langsung dengan para pelaku football industry di Asia, sementara jika di Madrid atau Spanyol biasanya mereka hanya bertemu dengan orang-orang yang sama, disini justru mereka merasa bahwa Asia is a big market, jadi merupakan keputusan yang sangat tepat untuk membawa World Football Summit kesini.".

Esti yang merupakan pengagum klub Eibar ini menyampaikan harapannya juga agar klub Persijap Jepara miliknya tersebut bisa berada pada kompetisi liga-1 yang merupakan kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola professional di Indonesia.

Kutipan Esti diantara top 10 pembicara dari berbagai top level dunia dalam football industry saat event WFS Asia 2019 lalu, juga dijadikan sebagai tagline dalam website resmi WFS Asia 2019, yaitu sebagai berikut: "I Hope that one day I can stop saying that I am the only woman football owner from Indonesia".

So, kita semua tentu berharap ya gaes! Semoga makin banyak para srikandi sepak bola lahir di Indonesia (tidak harus menjadi pemain, bahkan dengan menjadi pemilik tentu bisa berperan lebih banyak), karena terinspirasi oleh sepak terjang Esti Puji Lestari, "Inspiring Woman in football industry"!

SOCCERPEDIA.id -- all things about soccer

(kanal berita kekinian dengan sudut pandang jaman now)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun