Tiga malam sebelum kau memutuskan untuk pergi , kau sempat mendatangiku, semacam pamit, meski sebenarnya tak mampu kupahami, karena seperti biasa, kau hanya tersenyum, manis sekali, hingga aku terbangun jauh sebelum matahari.
Sayang, apa kabar? Sedang apa di sana? Melalui ini aku hanya ingin meminta maaf, beberapa doa yang kerap kukirimkan, tak bisa murni bening, selalu tercampuri rindu-rindu.
Ayazh, meski tak mungkin, kuharap entah kapan saja, di mana saja, atau dalam kemustahilan apa saja, aku ingin kita kembali menikmati ice cream dan cokelat kesukaanmu, saat senja mulai menjingga, di sebuah bangku taman, yang menghadap tepat ke luas laut hatimu.
Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha...Allahumma laa tahrimna ajraha walaa taftinna ba'daha wagfirlana walaha  . Amin.
Cirebon, 24 Maret 2012
Sahabat Gita Larassati "Ayazh" Parengkuh,
Sobih Adnan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H