Mohon tunggu...
Sesilia Novenda
Sesilia Novenda Mohon Tunggu... Freelancer - Happy to have another experience

Hai! Nama saya Sesil. Saya sangat senang dan antusias terhadap pekerjaan yang dapat memberikan layanan. Itu sangat menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Informasi: Dulu dan Kini

2 Maret 2018   01:34 Diperbarui: 2 Maret 2018   12:09 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Informasi merupakan kebutuhan tiap individu. Informasi dapat berupa berita atau pesan-pesan penting. Tulisan-tulisan informasi tersebut biasa dikenal dengan produk jurnalistik.

Tersedia berbagai macam jenis produk jurnalistik. Ada yang berupa investigasi, feature, kesehatan, dan sebagainya. Semua produk jurnalistik ini akan disebarluaskan melalui sebuah media.

Sebelum mengenal adanya digitalisasi, semua produk jurnalistik disebarkan melalui media cetak. Misalnya koran dan majalah/tabloid. Pada era ini, publik yang ingin mengetahui berita harus menunggu selama satu hari. Hal ini disebabkan adanya proses cetak yang cukup lama.

Produk jurnalistik berupa tulisan. Sebuah berita akan ditulis secara mendalam oleh jurnalis. Setiap satu tulisan jurnalistik, akan melaui proses pencarian informasi terhadap narasumber yang kredibel. Kemudian jurnalis juga akan melakukan pemeriksaan silang. Barulah tulisan jurnalistik mulai dibuat. Sebelum tulisan dipublikasikan pun, akan melewati tahap penyuntingan oleh redaksi. Hal ini dikarenakan agar publik/pembaca dapat menemukan jawaban yang jelas dan mendalam mengenai sebuah peristiwa.

Kemudian, pemberitaan mulai disiarkan melalui radio. Publik akan mencari gelombang radio untuk mendengarkan berita. Namun berita melalui radio juga terbatas pada waktu per segmen.

Publik, yang merupakan konsumen media tidak dapat berperan aktif seperti sekarang. Konsumen hanya bisa menerima secara pasif informasi yang disampaikan. Hal-hal yang disampaikan media akan dipercaya oleh konsumen karena dianggap telah melewati proses yang panjang.

Seiring berjalannya waktu, terutama setelah internet masuk Indonesia, perkembangan teknologi semakin pesat. Berbagai hal mulai didigitalisasikan, termasuk media informasi. Fenomena ini menyebabkan terjadinya pergeseran penggunaan media.

Berikut beberapa hal yang terjadi perubahan dalam media informasi :

Kovergensi Media

Semakin hari, media semakin memperbarui dirinya. Tidak hanya sumber daya manusianya saja yang berkembang, namun sistim yang dijalankan mulai berubah. Media kini berlomba-lomba menjadi fasilitas yang terdepan dalam menyampaikan informasi.

Konvergensi media adalah perluasan bentuk media dalam satu genggaman/perusahaan. Perluasan ini dianggap lebih efektif dan efisien dalam memberikan informasi kepada publik. Dalam satu perusahaan media, kini sudah berisi media cetak, media audio-visual (televisi), media audio (radio), dan media online.

Publik dahulu harus menunggu satu hari agar dapat mengetahui berita melalui koran. Kini, dalam hitungan detik publik mampu memperoleh berita yang diinginkan saat itu juga. Perubahan ini jelas mulai dirasakan setelah memasuki sekitar tahun 1996, karena media mulai beralih dari cetak ke online.

Citizen journalism

Khalayak media kini tidak lagi hanya sekedar 'pemakai'. Namun, khalayak kini juga dapat menjadi 'produsen' media melalui citizen journalism. Khalayak kini dapat melaporkan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya kepada media.

Perubahan fungsi ini sekaligus menguntungkan kedua belah pihak, antara media dan khalayak. Bagi pemilik media, keteribatan khalayak dianggap mampu mempermudah proses pengumpulan informasi. Khalayak teribat aktif dan menjadi 'pengamat' lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi khalayak, keterlibatan ini dianggap sebagai bentuk keterbukaan media kepada publik.

Semua media beralih ke bentuk digital

 Informasi/berita yang selama ini dicetak, mulai kalah dengan online. Akhir tahun 2013, dilaporkan bahwa pertumbuhan sirkulasi oplah media cetak hanya sebesar 0,25 persen saja. Meskipun jumlah ini masih lebih besar daripada Amerika Serikat, namun ini menjadi tanda bahwa terjadi perubahan penggunaan media oleh publik.

Orang kini lebih nyaman menggunakan media digital/online dalam mengakses informasi. Hal ini dirasakan lebih ringkas. Dalam satu alat, publik dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan.

Orang muda pun kini lebih suka melihat berita yang lebih sederhana daripada mengikuti alur gaya tulisan media cetak yang sedikit 'berat'. Selain itu, orang muda juga suka melihat berita dalam bentuk infografis.

yuk sekalian dengerin soundcloudnya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun