Mohon tunggu...
SNF FEBUI
SNF FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Badan Semi Otonom di FEB UI

Founded in 1979, Sekolah Non Formal FEB UI (SNF FEB UI) is a non-profit organization contributing towards children's education, based in Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia. One of our main activities is giving additional lessons for 5th-grade students, from various elementary schools located near Universitas Indonesia. _________________________________________________________ LINE: @snf.febui _________________________________________________________ Instagram: @snf.febui ____________________________________________________ Twitter: @snf_febui _______________________________________________________ Facebook: SNF FEB UI ____________________________________________________ Youtube: Sekolah Non Formal FEB UI ______________________________________________________ Website: snf-febui.com ______________________________________________________ SNF FEB UI 2020-2021 | Learning, Humanism, Family, Enthusiasm | #SNFWeCare

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Desakan Vaksin dan Imunisasi untuk Anak

13 September 2021   19:54 Diperbarui: 30 September 2021   21:23 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi COVID-19 secara global sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan, khususnya di Indonesia, terutama pelayanan kesehatan dasar termasuk imunisasi. Angka cakupan imunisasi rutin dasar dan lanjutan di berbagai daerah di Indonesia telah mengalami penurunan. 

Beban penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Indonesia masih sangat tinggi sehingga pelayanan imunisasi menjadi sangat penting terutama di masa pandemi. 

Perubahan yang signifikan pada layanan imunisasi, bahkan untuk waktu yang singkat, akan mengakibatkan peningkatan jumlah individu yang rentan dan meningkatkan kemungkinan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 

Hal ini dapat berdampak pada layanan kesehatan dan menjadi beban ganda apabila terjadi outbreak atau kejadian luar biasa.

Secara kumulatif, layanan imunisasi terganggu kurang lebih di 90% posyandu dan 65% puskesmas [6]. Gangguan terhadap layanan imunisasi disebabkan oleh berbagai alasan, seperti kurangnya pemahaman terhadap panduan Kemenkes, besarnya risiko penularan COVID-19 di wilayah puskesmas, kurangnya dana akibat pengalihan dukungan ke rencana respon pandemi, terbatasnya jumlah vaksinator berpengalaman yang dialihtugaskan untuk menangani pandemi COVID-19, gangguan transportasi akibat pembatasan perjalanan, dan penutupan sekolah. 

Data cakupan imunisasi pada bulan Januari sampai dengan April 2020 dibandingkan dengan 2019 pada kurun waktu yang sama menunjukkan penurunan mulai 0,5% sampai dengan 87% [7].

Menanggapi rekomendasi WHO dan respon terhadap penurunan angka cakupan imunisasi pada bayi dan anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai organisasi profesi juga mengeluarkan panduan pelayanan imunisasi, antara lain  adalah pentingnya imunisasi dasar bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini. 

Selain itu, banyaknya bayi dan balita yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap dapat menyebabkan berbagai wabah penyakit lain yang bisa mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal. 

Oleh karena itu, layanan imunisasi dasar harus tetap diberikan di Puskesmas, praktik pribadi dokter, atau rumah sakit sesuai jadwal. Dengan adanya beban penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi masih tinggi, layanan imunisasi tetap dan harus dilakukan sesuai rekomendasi dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Penentu Masa Depan Anak

Dengan rasa penasaran dan jiwa bebas yang tinggi, anak-anak menjadi lebih sulit mengontrol diri. Bukan tidak mungkin, mereka justru akan lebih mudah terpapar oleh virus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun