Dengan wajah panik, "Maaf Kak, aku tidak sengaja." sahutku gemetar.
"Gak apa-apa, santai aja." sahutnya sambil tersenyum.
Wah, tak ku sangka, kukira dia akan marah kepadaku tetapi malah sebaliknya. Malahan dia tersenyum kepadaku.
"May, untung saja dia tidak marah kepadamu, kakak itu baik ya." kata Anis.
"Iya, kamu benar Nis. Lain kali aku harus lebih berhati-hati lagi."
Entah mengapa setelah tabrakan siang tadi, aku tak kunjung berhenti memikirkannya. Hal yang tak seharusnya melintas dipikiranku. Pergi ke sekolah adalah hal yang paling menyenangkan bagiku, aku tak tahu apakah ini ada hubungannya dengan kejadian kemarin. Sebenarnya aku ingin mengatakan kepada Anis apa yang sedang terjadi pada diriku, tapi rasanya sangat malu walaupun kami sudah berteman lama. Karena sebelumnya aku tak pernah merasakan hal yang sekarang kualami ini. Saat aku duduk santai, tiba-tiba...
"May kamu kenapa kok senyum-senyum sendiri? Hayo lagi liat apa.." tanya Anis.
"Eh, enggak kok Nis."
"Kalau emang enggak, kenapa muka kamu memerah?"
"Bukan apa-apa." ujarku tegas.
"Cerita dong May. Aku tahu, kamu tadi liat kakak kelas yang kemarin kamu tabrak kan?"
"Ssssttt... Anis jangan kencang-kencang dong ngomongnya!"
"Jadi benar kan apa yang aku katakan. Wah, ternyata sahabatku sedang jatuh cinta.." ledek Anis.
"Apaan sih." jawabku malu.
"Cie cie Maya.."
"Anis stop! Aku malu tau, nanti kalau yang lain dengar gimana.."
Cinta. Apakah benar ini cinta? Apakah ini rasanya jatuh cinta? Hati sangat senang walau hanya melihatnya dari kejauhan. Aku tak menyangka ternyata dengan hanya tabrakan yang tak disengaja, aku begitu mudah jatuh cinta kepada kakak kelas yang namanya saja tak ku ketahui.
Dalam diam dan kesunyian aku mencintainya walau aku tahu dia tak pernah tahu perasaanku kepadanya. Setiap hari aku selalu memandanginya itu sudah sangat cukup bagiku, dan pernah saat aku memandanginya dia pun memandang ku balik. Aku merasa malu, apakah dia tahu bahwa selama ini aku memandanginya dan seperti biasa dia selalu tersenyum manis.Â
Aku tak tahu apakah dia sudah mempunyai pacar? Bagaimana kalau pacarnya berada di SMA ini, apa yang terjadi kalau dia tahu kalau aku selalu memandangi pacarnya. Aku tak berfikir sejauh itu, bagaimana kalau salah satu teman sekelasku melihat aku yang sedang memandangi kakak kelas, pasti satu kelas akan riuh karena selama ini aku belum pernah berpacaran dan aku juga tak memikirkan hal itu, yang kupikirkan hanyalah bahagia saat melihatnya.
Siang itu saat jam istirahat aku dan Anis ingin pergi ke kantin, kebetulan jarak kantin sedikit jauh dari kelas kami. Saat kami berada di depan kelas XI, "Dilan tunggu aku!".Â