Misalnya, lagu "Bendera" karya Iwan Fals menggunakan lirik yang menyentuh hati untuk mengkritik korupsi yang terjadi di Indonesia.
Kritikan sosial dalam karya sastra dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Kritik langsung disampaikan secara eksplisit dan jelas, sedangkan kritik tidak langsung disampaikan secara implisit dan tersirat.
Kritikan sosial secara langsung disampaikan secara eksplisit dan jelas. Misalnya, novel "Salah Asuhan" karya Abdul Muis secara eksplisit mengkritik sistem pendidikan kolonial yang mengekang kebebasan anak bangsa.
Kritikan sosial secara tidak langsung disampaikan secara implisit dan tersirat. Misalnya, novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata secara tidak langsung mengkritik ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia.
Kritikan sosial dalam karya sastra dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan sosial.Â
Kritik sosial dapat membuat masyarakat menyadari adanya permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya.
Misalnya, novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer mengkritik kolonialisme Belanda di Indonesia. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan telah dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia tentang kolonialisme Belanda di Indonesia.
2. Memicu perubahan sosial.Â
Kritik sosial dapat mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan sosial untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada.
Misalnya, lagu "Bendera" karya Iwan Fals telah menginspirasi banyak orang untuk melawan korupsi. Lagu ini telah menjadi salah satu lagu antikorupsi yang paling populer di Indonesia.