Mohon tunggu...
smpnegeri3 karpaw
smpnegeri3 karpaw Mohon Tunggu... Jurnalis - pendidikan

1. Lokasi: Terletak di tengah-tengah Karangpawitan, SMPN 3 adalah institusi pendidikan yang mempersembahkan pengalaman belajar yang unik di lingkungan yang indah. 2. Fasilitas Modern: Dilengkapi dengan fasilitas modern, sekolah ini menyediakan platform pendidikan yang optimal bagi siswa. 3. Kurikulum Holistik: Kurikulum disusun untuk menggabungkan pembelajaran akademis dengan pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. 4. Staf Pengajar Berkualitas: Didukung oleh staf pengajar yang berkualitas dan berdedikasi, siswa mendapatkan bimbingan dan dukungan maksimal. 5. Kegiatan Ekstrakurikuler: Menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dari olahraga hingga seni, untuk memfasilitasi pengembangan minat dan bakat siswa di luar kelas. 6. Komitmen pada Kualitas: SMPN 3 Karangpawitan terus berupaya meningkatkan standar pendidikan dan memberikan yang terbaik bagi siswa-siswanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengarungi Sejarah di Candi Cangkuang: Eksplorasi Pendidikan Berbasis Kurikulum Merdeka di SMPN 3 Karangpawitan

9 Mei 2024   15:20 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:48 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 14 November 2023, SMPN 3 Karangpawitan menyelenggarakan kunjungan pendidikan yang menarik ke Candi Cangkuang. Di tengah semangat yang membara, para siswa kelas 7 bersama guru pembimbing yang penuh dedikasi memulai perjalanan menuju pengetahuan dan pengalaman baru.

Saat melewati pintu gerbang candi yang megah, terlihat mata para siswa berbinar-binar dengan rasa ingin tahu yang tak terkendali. Di bawah bimbingan guru-guru yang berpengalaman, mereka tidak hanya menyaksikan keindahan arsitektur kuno, tetapi juga menggali makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Foto : Ali Yanto
Foto : Ali Yanto

Di bawah bimbingan Ibu Imas Umu Assalamah, guru Sejarah yang bersemangat, para siswa diajak untuk menyelami jejak masa lalu melalui cerita-cerita yang menghidupkan kembali sejarah candi. Mereka memahami peran penting candi dalam kehidupan masyarakat kuno serta nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga saat ini.

Tak kalah menarik, di sepanjang perjalanan, Bu Yuli Yulianti dan Pak Opi Asyakur, guru IPA yang penuh semangat, memberikan penjelasan yang menarik tentang kekayaan alam sekitar candi dan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Siswa-siswa terpesona dengan keajaiban alam yang terungkap di sekitar mereka, dan mereka merasa terinspirasi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Pak Asep dan Ibu Sri, guru PAI yang bijaksana, juga turut memberikan wawasan tentang nilai-nilai spiritual dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah bimbingan mereka, siswa-siswa merenungkan makna agama dan kebudayaan dalam membentuk karakter yang berkualitas.

Pak Rahmat Subhan, guru Bahasa Indonesia yang cerdas, turut menginspirasi siswa-siswa dengan pengetahuan dan kreativitasnya. Dia membantu siswa-siswa mengungkapkan pengalaman mereka melalui tulisan dan refleksi, sehingga mereka dapat menyampaikan pemahaman dan perasaan mereka dengan lebih baik.

Semua pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan siswa, tetapi juga membentuk sikap yang lebih positif dan peduli terhadap lingkungan dan budaya. Terlihat dari semangat yang membara dan mata yang berbinar-binar, anak-anak lebih antusias dan termotivasi untuk menumbuhkan semangat belajar yang lebih tinggi.

Dengan demikian, kunjungan ke Candi Cangkuang pada tanggal 14 November 2023 bukan hanya menjadi perjalanan wisata biasa, tetapi juga pengalaman pembelajaran yang mendalam dan bermakna. Ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan berkompeten dalam menghadapi masa depan yang cerah.

 Manfaat Belajar Sejarah

  1. Pengalaman Pembelajaran yang Mendalam: Kunjungan ke tempat bersejarah memberikan pengalaman langsung yang tidak dapat disediakan dalam ruang kelas. Siswa dapat melihat, merasakan, dan mengalami sendiri artefak sejarah, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran.

  2. Pembelajaran Kontekstual: Melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih kontekstual. Siswa dapat melihat bagaimana sejarah berinteraksi dengan lingkungan dan budaya sekitarnya, membuat pembelajaran lebih hidup dan relevan.

  3. Stimulasi Visual dan Sensorik: Kunjungan ke tempat bersejarah merangsang panca indera siswa dengan pemandangan yang indah, bangunan kuno, dan artefak bersejarah. Ini dapat membantu siswa yang belajar lebih baik melalui pengalaman visual dan sensorik.

  4. Mengasah Keterampilan Sosial: Pembelajaran di luar kelas memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Mereka belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan berbagai situasi sosial, yang merupakan keterampilan penting untuk sukses di dunia nyata.

  5. Memperluas Wawasan: Kunjungan ke tempat-tempat bersejarah membuka mata siswa terhadap keberagaman budaya dan sejarah, baik lokal maupun global. Mereka dapat melihat bagaimana sejarah telah membentuk dunia di sekitar mereka dan memperluas wawasan mereka tentang berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian, pembelajaran di luar kelas seperti kunjungan ke Candi Cangkuang memberikan banyak manfaat tambahan yang tidak dapat diberikan oleh pembelajaran di dalam kelas. Ini adalah langkah penting dalam memperkaya pengalaman belajar siswa dan membantu mereka menjadi individu yang lebih berpengetahuan dan berwawasan luas.

Informasi Candi Cangkuang

  1. Lokasi: Candi Cangkuang terletak di Kampung Pulo, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Koordinatnya adalah 702'34.1"S latitude dan 10758'42.7"E longitude.

  2. Sejarah: Candi Cangkuang diperkirakan telah ada sejak abad ke-8 Masehi, sebagai peninggalan dari Kerajaan Pajajaran. Candi ini dianggap sebagai candi pertama yang dipugar untuk mengisi kekosongan sejarah dalam periode Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Purnawarman.

  3. Arsitektur: Candi Cangkuang memiliki arsitektur kuno yang sederhana, tanpa ornamen dan relief yang kaya. Bangunan candi berbentuk persegi dengan atap piramida. Pada bagian dalamnya terdapat arca dewa Siwa setinggi 40 cm.

  4. Fungsi: Candi Cangkuang dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan dalam agama Hindu. Arca dewa Siwa yang ditemukan di dalam candi menunjukkan fungsi utama candi ini sebagai tempat beribadah.

  5. Penemuan Kembali: Candi Cangkuang pertama kali dilaporkan oleh Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genootschap yang terbit pada tahun 1893. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh tim Profesor Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita, dan pada tahun 1966, candi ini berhasil ditemukan kembali.

  6. Pemugaran: Proses pemugaran candi dilaksanakan antara tahun 1974-1975, sementara rekonstruksi dilakukan pada tahun 1976. Sekitar 40% batuan asli dari bagian candi ini dapat ditemukan.

  7. Kunjungan Wisata: Saat ini, Candi Cangkuang telah menjadi objek wisata sejarah yang populer di Kabupaten Garut. Setiap tahun, ribuan wisatawan lokal dan mancanegara mengunjungi candi ini untuk menikmati keindahan arsitektur kuno dan belajar tentang sejarahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun