Pengalaman Pembelajaran yang Mendalam: Kunjungan ke tempat bersejarah memberikan pengalaman langsung yang tidak dapat disediakan dalam ruang kelas. Siswa dapat melihat, merasakan, dan mengalami sendiri artefak sejarah, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran.
Pembelajaran Kontekstual: Melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih kontekstual. Siswa dapat melihat bagaimana sejarah berinteraksi dengan lingkungan dan budaya sekitarnya, membuat pembelajaran lebih hidup dan relevan.
Stimulasi Visual dan Sensorik: Kunjungan ke tempat bersejarah merangsang panca indera siswa dengan pemandangan yang indah, bangunan kuno, dan artefak bersejarah. Ini dapat membantu siswa yang belajar lebih baik melalui pengalaman visual dan sensorik.
Mengasah Keterampilan Sosial: Pembelajaran di luar kelas memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Mereka belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan beradaptasi dengan berbagai situasi sosial, yang merupakan keterampilan penting untuk sukses di dunia nyata.
Memperluas Wawasan: Kunjungan ke tempat-tempat bersejarah membuka mata siswa terhadap keberagaman budaya dan sejarah, baik lokal maupun global. Mereka dapat melihat bagaimana sejarah telah membentuk dunia di sekitar mereka dan memperluas wawasan mereka tentang berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian, pembelajaran di luar kelas seperti kunjungan ke Candi Cangkuang memberikan banyak manfaat tambahan yang tidak dapat diberikan oleh pembelajaran di dalam kelas. Ini adalah langkah penting dalam memperkaya pengalaman belajar siswa dan membantu mereka menjadi individu yang lebih berpengetahuan dan berwawasan luas.
Informasi Candi Cangkuang
Lokasi: Candi Cangkuang terletak di Kampung Pulo, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Koordinatnya adalah 702'34.1"S latitude dan 10758'42.7"E longitude.
Sejarah: Candi Cangkuang diperkirakan telah ada sejak abad ke-8 Masehi, sebagai peninggalan dari Kerajaan Pajajaran. Candi ini dianggap sebagai candi pertama yang dipugar untuk mengisi kekosongan sejarah dalam periode Kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Purnawarman.
Arsitektur: Candi Cangkuang memiliki arsitektur kuno yang sederhana, tanpa ornamen dan relief yang kaya. Bangunan candi berbentuk persegi dengan atap piramida. Pada bagian dalamnya terdapat arca dewa Siwa setinggi 40 cm.
Fungsi: Candi Cangkuang dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan dalam agama Hindu. Arca dewa Siwa yang ditemukan di dalam candi menunjukkan fungsi utama candi ini sebagai tempat beribadah.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!