Tata krama ini menjadi hal yang menonjol di kehidupan bermasyarakat, karena sebagai seorang manusia kita juga harus memiliki etika yang baik ataupun sopan santun agar seseorang tidak mengecewakan kita.
Dalam tata krama Jawa, ada etika dan sopan santun yang harus dipenuhi. Ini tidak terlepas dari sifat halus dan kasar. Tata krama jawa mengatur semua hubungan mencakup antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia yang lainnya.
Etika antara orang muda kepada orang tua memiliki etika tersendiri, berbeda dengan etika yang ada antar orang yang sebaya atau antara orang yang lebih tua ke orang yang lebih muda. Dengan pengelompokan ini membuat manusia Jawa diharuskan berbicara dan berperilaku dengan melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya di hadapan orang lain.
Tata krama ini juga diwujudkan dalam gerakan dan bahasa tubuh merupakan isyarat yang dipahami secara universal. Dengan melihat dari kejauhan saja kita bisa tahu posisi seseorang terhadap orang lainnya dari gesture atau gerak badannya cara berbicaranya.
Tata krama yang menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya perbedaan dalam percakapan sehari-hari dengan keragaman bahasa yang digunakan.
Kosa kata bahasa Jawa dibagi menjadi 3, yaitu Krama inggil, krama, dan ngoko. Sedangkan Bahasa Jawa itu sendiri dibagi menjadi 4. Yaitu bahasa Jawa Krama Alus, Krama, ngoko Alus dan ngoko lugu. Yang membedakan adalah kosakata yang terkandung didalam kalimat yang akan diucapkan atau ditulis.
Kata krama inggil atau tembung krama inggil adalah kosakata bahasa Jawa yang digunakan untuk menghormati seseorang dengan cara memuliakan orang tersebut. Arti dari kata inggil adalah tinggi atau mulia. Kata krama inggil hanya digunakan dalam bahasa ngoko alus dan krama alus. Contoh kosakata krama inggih adalah tindak, dhahar, sare dll.
Kosakata kosakata tersebut hanya digunakan untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri. Contoh dalam kalimat antara lain: “kula dereng dhahar” padahal dhahar hanya bisa digunakan untuk memuliakan orang lain, bukan untuk membahasakan diri sendiri.
Kata krama atau tembung krama adalah kosakata bahasa Jawa yang hanya digunakan dalam bahasa krama. kata krama juga sering dikira sama saja dengan kata krama inggil. Sehingga, di beberapa daerah lazim ditemukan orang yang menggunakan kata krama inggil untuk dirinya sendiri, yang seharusnya digunakan untuk menghormati/memuliakan orang yang diajak bicara atau orang yang dibicarakan.