Mohon tunggu...
smpn2lengkong 2021
smpn2lengkong 2021 Mohon Tunggu... Guru - SMP NEGERI 2 LENGKONG NGANJUK

SMP NEGERI 2 LENGKONG NGANJUK merupakan salah satu satuan pendidikan negeri jenjang sekolah menengah pertama yang berlokasi di Desa Sumbersono Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jumat Santun Ala SMP Negeri 2 Lengkong sebagai Upaya Meningkatkan Sopan Santun dan Pengetahuan Siswa tentang Budaya Jawa

8 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 8 Agustus 2024   11:31 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apel Pagi pada Jumat Santun/DokPri

Jumat, 2 Agustus 2024 merupakan pelaksanaan Jumat Santun pertama kali di SMP Negeri 2 Lengkong. Program Jumat Santun merupakan hasil rembukan dari beberapa guru untuk mengenalkan budaya dari lingkungan sekitar kepada siswa.

 Jumat santun merupakan jumat pengenalan budaya jawa yang bertujuan untuk mengintegrasikan pembelajaran melalui bahasa jawa.

 Maraknya teknologi pada era ini, membuat siswa terkadang melupakan tatakrama dan perilaku mereka kepada guru, karyawan bahkan teman mereka sendiri. Jumat santun di SMP Negeri 2 Lengkong dilakukan 1 bulan sekali di akhir bulan.

Penerapan jumat santun ini juga dilakukan menggunakan pakaian adat yang dimiliki siswa di sekolah, misalnya menggunakan kebaya atau batik dan dipadupadankan dengan rok polos atau jarik serta bersepatu.

Jumat Santun dengan Pemateri Guru Bhasa Jawa/ Dok Pri
Jumat Santun dengan Pemateri Guru Bhasa Jawa/ Dok Pri

 Pada apel pagi yang dilakukan ketika Jumat Santun, siswa diminta mendengarkan ceramah dan nasehat dari Guru Bahasa Jawa mengenai tata bahasa penggunaan bahasa Jawa. Guru bahasa Jawa juga memberikan pertayaan kepada siswa sebagai umpan balik untuk memastika siswa mengerti dan memiliki pemahaman dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya.

Pelaksnaaan jumat santun dilakukan selama 1 hari, dan siswa diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jawa selama program tersebut berjalan. 

Jika dilansir dari wikipedia, Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan oleh penduduk bersuku Jawa di wilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa. Bahasa Jawa juga dituturkan oleh diaspora Jawa di wilayah lain di Indonesia, seperti di Sumatra dan Kalimantan; serta di luar Indonesia seperti di Suriname, Belanda, dan Malaysia. 

Siswa memakai baju batik/kebaya selama program Jumat Satun/ DokPri
Siswa memakai baju batik/kebaya selama program Jumat Satun/ DokPri

Setiap kebudayaan yang ada di Indonesia pastinya memiliki bahasa daerah masing-masing yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan budaya Nasional yang wajib untuk kita lestarikan, pasalnya kita semua sepaham bahwa perkembangan zaman dapat menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya pergeseran sebuah budaya, termasuk terlupakannya bahasa daerah. Bahasa Jawa adalah bahasa yang lebih memiliki rasa. 

Untuk itulah Bahasa Jawa tidak dapat dipisahkan dari tata krama. Tatakrama adalah suatu sikap sopan santun seseorang yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tata krama ini menjadi hal yang menonjol di kehidupan bermasyarakat, karena sebagai seorang manusia kita juga harus memiliki etika yang baik ataupun sopan santun agar seseorang tidak mengecewakan kita.  

Pembelajaran Tata Krama Bahasa Jawa/ DokPri
Pembelajaran Tata Krama Bahasa Jawa/ DokPri

Dalam tata krama Jawa, ada etika dan sopan santun yang harus dipenuhi. Ini tidak terlepas dari sifat halus dan kasar. Tata krama jawa mengatur semua hubungan mencakup antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia yang lainnya.

Etika antara orang muda kepada orang tua memiliki etika tersendiri, berbeda dengan etika yang ada antar orang yang sebaya atau antara orang yang lebih tua ke orang yang lebih muda. Dengan pengelompokan ini membuat manusia Jawa diharuskan berbicara dan berperilaku dengan melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya di hadapan orang lain.

Tata krama ini juga diwujudkan dalam gerakan dan bahasa tubuh merupakan isyarat yang dipahami secara universal. Dengan melihat dari kejauhan saja kita bisa tahu posisi seseorang terhadap orang lainnya dari gesture atau gerak badannya cara berbicaranya.

Tata krama yang menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya perbedaan dalam percakapan sehari-hari dengan keragaman bahasa yang digunakan.

       

Belajar Kosakata Bahasa Jawa /DokPri
Belajar Kosakata Bahasa Jawa /DokPri

Kosa kata bahasa Jawa dibagi menjadi 3, yaitu Krama inggil, krama, dan ngoko. Sedangkan Bahasa Jawa itu sendiri dibagi menjadi 4. Yaitu bahasa Jawa Krama Alus, Krama, ngoko Alus dan ngoko lugu. Yang membedakan adalah kosakata yang terkandung didalam kalimat yang akan diucapkan atau ditulis.

Kata krama inggil atau tembung krama inggil adalah kosakata bahasa Jawa yang digunakan untuk menghormati seseorang dengan cara memuliakan orang tersebut. Arti dari kata inggil adalah tinggi atau mulia. Kata krama inggil hanya digunakan dalam bahasa ngoko alus dan krama alus. Contoh kosakata krama inggih adalah tindak, dhahar, sare dll. 

Kosakata kosakata tersebut hanya digunakan untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri. Contoh dalam kalimat antara lain: “kula dereng dhahar” padahal dhahar hanya bisa digunakan untuk memuliakan orang lain, bukan untuk membahasakan diri sendiri.

Kata krama atau tembung krama adalah kosakata bahasa Jawa yang hanya digunakan dalam bahasa krama. kata krama juga sering dikira sama saja dengan kata krama inggil. Sehingga, di beberapa daerah lazim ditemukan orang yang menggunakan kata krama inggil untuk dirinya sendiri, yang seharusnya digunakan untuk menghormati/memuliakan orang yang diajak bicara atau orang yang dibicarakan. 

Belajar Tata Krama Jawa di Jumat Santun/ DokPri
Belajar Tata Krama Jawa di Jumat Santun/ DokPri

 Kata ngoko atau tembung ngoko adalah kosakata bahasa Jawa yang dipakai dalam bahasa ngoko dan sebagai dasar kata-kata dalam bahasa Jawa. Artinya, semua kata dalam bahasa Jawa memiliki padanannya dalam kata ngoko.

Beberapa kata ngoko mempunyai padanan dalam kata krama. Kata ngoko yang tidak memiliki padanan kata krama disebut sebagai kata krama-ngoko dan bisa dipakai dalam bahasa krama. 

Krama Alus adalah bahasa yang digunakan untuk menghormati seseorang yang diajak bicara, termasuk juga di dalamnya dari tingkah laku, cara duduk, raut muka, pandangan, dan lain sebagainya.

Umumnya tata krama Jawa diajarkan sejak kecil sehingga dapat menjadi sebuah kebiasaan yang tidak akan dilupakan sampai seseorang tua. Tentu saja dalam penggunaannya, tata krama Jawa sangat fleksibel mengikuti keadaan yang ada pada saat seseorang berada di suatu tempat dan kondisi.

Krama lugu adalah bahasa krama yang semua kata-kata, awalan, dan akhirannya berbentuk krama. . Di bawah ini adalah contoh penulisan dalam krama lugu. 

Mangké sonten, manawi siyos, kula badhé késah dhateng Surabaya. Ngoko Alus adalah bentuk unggah-ungguh yang di dalamnya bukan hanya terdiri atas kosakata ngoko dan netral saja, melainkan juga terdiri atas kosakata krama inggil.

Ngoko lugu adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko dan netral (kosakata ngoko dan netral) tanpa terselip kosakata krama maupun krama inggil. Banyaknya pengetahuan tentang bahasa Jawa dan tatakrama yang perlu diterapkan di sekolah, maka diperlukan suatu pembiasaan untuk siswa yang masuk dalam program sekolah, salah satunya adalah Jumat Santun. (DPE)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun