Mohon tunggu...
Suzanna Hadi
Suzanna Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Maarifat

Ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Tempat Kerja

15 Oktober 2021   08:14 Diperbarui: 15 Oktober 2021   21:13 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, saya pulang on time karena sudah janji dengan Mila" ujarku menjelaskan. "Ngga apa apa, lain kali saya ajak dia kesini lagi" lanjut Pak Eko sambil tersenyum, tanpa menjelaskan kembali kapan waktu lain kali itu.

Aku hidupkan PC dan mulai membaca email yang masuk, aku print satu persatu untuk kemudian setelah di photo copy dan menandainya dengan spidol berwarna, meletakkan email email tersebut ke dalam map  sesuai dgn subjeknya.

Perlu waktu beberapa saat untuk mensortir email yang ada untuk kemudian menyusun semua map map dengan rapi lalu meletakkan nya di meja Pak Ahmad bosku.

Pak Ahmad akan membacanya begitu duduk di belakang meja di ruangannya dan akan memberi note kepada masing masing devisi untuk ditindak lanjuti.

Perusahaan kami bergerak di bidang jasa dan perdagangan setiap pesan yang masuk harus sesegera mungkin di respon demi kepuasan pelanggan.

Persaingan yang ketat dalam bisnis ini, tidak memberi kesempatan kepada pelakunya untuk menunda nunda menanggapi setiap informasi atau keluhan atau permintaan penawaran harga dari klien.

"Kepuasaan pelanggan harus menjadi prioritas", demikian selalu pesan Pak Ahmad kepada stafnya.

Sambil menyeruput teh manis yang disediakan office boy, aku teringat bincang bincang dengan Mila di Cafe Bude Tati akhir pekan yang lalu.

Kami sedang menikmati mie ayam pesanan ketika tiba tiba Mila mengejutkan dengan perkataannya "punya pasangan bule asyik juga kali ya?" ujarnya sambil melihat keluar jendela.

Aku ikuti pandangan matanya, seorang gadis, sedang menikmati senja dengan secangkir kopi dan beberapa potong makanan kecil terlihat di meja.

Di depan gadis itu duduk seorang pria bule, kami tidak bisa menebak dari negara mana pria itu berasal. Mungkin dari salah satu negara di Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun