Mohon tunggu...
Suzanna Hadi
Suzanna Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Maarifat

Ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Tempat Kerja

15 Oktober 2021   08:14 Diperbarui: 15 Oktober 2021   21:13 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senin pagi yang cerah, jalanan di Jakarta sudah ramai oleh kendaraan yang hilir mudik mengantar para karyawan ke kantor, anak anak ke sekolah dan ibu ibu yang berangkat ke pasar.

Gojek online berseleweran mengantar penumpang setia ke tujuan masing masing. Sungguh pagi yang teramat sibuk.

Aku telusuri jalan raya di depan rumah kos, menyebang jalan Fatmawati raya, sepuluh menit kemudian aku sudah berada di depan kantor.

Keuntungan kos dekat dengan tempat mencari nafkah adalah tidak menghabiskan waktu di jalan untuk pergi dan pulang kerja.

Ruang resepsionis masih kosong, "Nina, sang penghuni, masih di jalan mungkin" batinku.

Sampai di depan meja kerja, Pak Eko, sales manager kantor sudah ada di tempatnya.

Meja kerja pak Eko persis berada di samping meja kerjaku, hanya di batasi oleh partisi setinggi bahu orang dewasa, dengan panjang lebih kurang 1.60 meter membentang dari dinding ke tengah ruangan kantor, sehingga jika ingin ngobrol masing masing harus berdiri.

"Selamat pagi mbak Santi" sambut Pak Eko lebih dulu sambil mengangkat kepalanya.
"Pagi juga Pak Eko" sahutku yang masih dalam posisi berdiri persis di samping meja.

Usia Pak Eko lebih tua 4 tahun dari aku, sudah beristri dan punya 3 orang anak yang masih kecil kecil, dua laki laki dan satu perempuan.

"Ada yang mau saya kenalin ke mbak Santi, boleh ngga? Klien kita juga, hari jumat yang lalu dia kesini bersama saya, bertemu dengan Pak Ahmad, tapi mbak Santi sudah pulang" lanjut Pak Eko.

"Uufff ..." aku baru ingat, beberapa hari yang lalu Pak Eko sudah pernah bilang akan membawa seorang temannya yang juga customer kami untuk bertemu dengan aku, aku fikir waktunya tidak akan secepat ini, lagi pula Pak Eko tidak menyebutkan kapan waktunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun