Aku, kamu, mereka layak hidup sebagai manusia
Latar Belakang Terciptanya Gerakan Griya Schizofren
Bermula dari keprihatinan tiga pemuda terhadap kondisi orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) di tahun 2012, dimana mereka menyadari masih terbatasnya jumlah psikolog dan dokter dengan spesialisasi kedokteran kejiwaan, yang tidak berbanding lurus dengan jumlah masyarakat yang ada di sekitar lingkungan. Harusnya masalah kejiwaan ini menjadi concern bagi orang-orang non psikologis/kedokteran (non medis), yaitu masyarakat. Bukan malah disalahpahami dengan berbagai stigma yang mengakar di otak.
Akhirnya Triana Rahmawati, Febrianti Dwi Lestari, dan Wulandari mulai menginisiasi gerakan Griya Schizofren secara perlahan, sebagai respons terhadap perhatian mereka terhadap ODMK.Â
Awalnya, mereka terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)-Pengabdian Masyarakat UNS dengan tujuan mendekati masalah ODMK dari perspektif Ilmu Sosiologi. Mereka ingin menghubungkan interaksi sosial antara orang dengan masalah kejiwaan dengan masyarakat bergandengan tangan dengan salah satu panti di Surakarta, Griya PMI Peduli. Mulai dengan berkontribusi memberikan pendampingan kepada ODMK. Pada awalnya, hanya sepuluh mahasiswi yang ikut terlibat dalam kegiatan ini, dengan mengunjungi dan berinteraksi dengan ODMK di Griya PMI sekitar 3-4 kali seminggu. Lambat laun, jumlah yang terlibat meningkat menjadi sekitar 50 orang. Pada bulan Oktober 2014, Triana bersama rekan-rekannya mendirikan Griya Schizofren sebagai langkah lebih lanjut dalam membantu ODMK.
Hingga saat ini, Griya Schizofren telah berhasil mencapai lebih dari 130-200 ODMK, baik di wilayah Solo maupun di luar kota. Pendampingan yang mereka berikan juga melibatkan keluarga ODMK.
Aktivitas pendampingan yang dilakukan mencakup berbagai aktivitas interaksi layaknya manusia di lingkup sosial, seperti mengobrol, berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari, bernyanyi, menggambar, melakukan aktivitas kreatif seperti melipat kertas, menjalankan ibadah salat bersama, bahkan merayakan hari besar atau hari raya.
Output Gerakan Griya Schizofren
Gerakan yang dilakukan Griya Schizofren semuanya memiliki output yang berfokus pada aspek sosiologis atau sisi penerimaan masyarakat terhadap masalah kejiwaan dan ODMK. Output pertama adalah membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan tugasnya dalam mengedukasikan isu kesehatan mental atau masalah kejiwaan ini penting untuk publik, karena masyarakat membutuhkan informasi yang lengkap dan jelas mengenai masalah kejiwaan ini.Â
Selain itu, output yang ingin dicapai oleh Griya Schizofren adalah mengedukasi masyarakat  yang sudah terlanjur mengalami masalah kejiwaan, seperti di panti Griya PMI Peduli dengan melakukan tanggung jawab sosial kita sebagai masyarakat untuk membantu secara operasional maupun interaksi sosial.