Mohon tunggu...
Salma Aulia
Salma Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Jurnalistik Universitas Padjadjaran

"Work hard in silence. Success be your noise"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperjelas Hakikat Peran Influencer

2 Januari 2023   17:02 Diperbarui: 3 Januari 2023   14:25 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini perlu dipahami kembali, bahwa Qatar adalah negara Islam, dan Islam bukan hanya sebatas agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya tetapi, Islam sudah menjadi aturan dan kebudayaan yang membumi di Qatar meskipun tidak secara kaffah (sempurna). Hal inilah yang menurut saya perlu dihormati oleh seluruh pihak.

Singkatnya, Qatar tidak ingin mengatur orientasi seksual seseorang, Qatar tidak ingin membatasi aktivitas siapapun berdasarkan orientasi seksualnya, dan Qatar tidak menghukum siapapun berdasarkan orientasi seksualnya. Qatar menjamin keamanan dan kenyamanan penonton yang datang ke Piala Dunia 2022 tersebut, karena yang Qatar inginkan adalah mereka tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai, budaya, kepercayaan, ataupun hukum yang berlaku di negara tersebut.  

Padahal tindakan negara-negara Barat tersebut bisa dikatakan dengan tindakan diskriminasi terhadap Qatar, karena negara-negara barat lah yang mengecam Qatar dan FIFA dengan berbagai aksi protes. Mulai dari boikot opening ceremony world cup yang dilakukan beberapa media barat hingga aksi timnas Jerman yang berfoto menutup mulut di laga pembuka Piala Dunia.

Jika kita gagal dalam memahami hal sesederhana ini, maka coba tanyakan pada diri kita apakah kita benar-benar open minded atau memang tidak menggunakan akalnya dengan benar? Perlu diingat, bahwa open minded adalah berpikiran terbuka bukan 'tidak berpikir'. Menurut saya, tidak perlu menjadi seorang jenius untuk memahami hal sesederhana seperti ini.

Terdapat statement terkait Qatar yang menolak untuk mempromosikan LGBT di Piala dunia telah menentang dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Tapi dalam HAM pun dijelaskan bahwa seseorang dibebaskan pula untuk memilih keyakinan dan kepercayaan yang dianut serta menjalankannya.

Qatar dikatakan salah jika mereka memaksakan kepercayaan maupun budaya dan menghakimi kelompok LGBT yang datang ke negaranya. Tetapi, ketika Qatar dipaksa melakukan hal yang bertentangan dengan keyakinan yang mereka anut, maka justru merekalah korban dari diskriminasi tersebut.

Maka ketika influencer yang dibicarakan sebelumnya mengatakan bahwa Qatar adalah homophobic karena mereka hanya ingin dihormati dengan keyakinan dan budaya yang mereka yakini, itu adalah kesalahan yang fatal.

Bagaimana Harusnya Influencer Bersikap?

Influencer sebagai orang yang memiliki pengaruh yang besar terhadap sebuah isu atau informasi perlu dipahami dan diingatkan kembali, bahwa tugas mereka sebagai orang yang memiliki banyak pengikut dan menjadi sorotan banyak pihak, adalah untuk memberikan informasi yang benar dan bermanfaat bagi khalayak luas.

Influencer sebagai pemegang kunci terluar dari kepercayaan pengikutnya terhadap sebuah isu atau informasi, maka perlu menelaah kembali apakah informasi yang telah disampaikan memang ada manfaatnya dan membuat masyarakat makin cerdas dan bijak dalam menghadapi suatu fenomena atau peristiwa. Atau justru sebaliknya, malah menjadikan masyarakat makin terperosok dalam jurang misinformasi dan disinformasi dan mendirikan panggung bagi kelompok-kelompok 'intoleran' yang sebenarnya.

Yuk jadilah influencer yang cerdas dalam berkata, bersikap, dan bertindak, karena Andalah yang menjadi panutan banyak pengikut. Jangan berpikir secara biner, karena itu sangat destruktif. Meskipun memang manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sangat subjektif, tetapi teruslah berupaya untuk objektif. Ingat satu hal yang pernah dikatan oleh Pram ini, "Adil-lah sejak dalam pikiran".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun