Mempersiapkan generasi emas 2045 bukanlah hal mudah, pasalnya stunting masih menjadi masalah gizi utama pada bayi dibawah usia dua tahun. Hal ini harus segera dituntaskan karena menghambat terciptanya generasi emas ditahun 2045. Stunting disebabkan oleh faktor-faktor seperti gizi buruk, kurangnya pengetahuan mengenai gizi, lingkungan yang tidak sehat, kesehatan ibu yang kurang, kesadaran masyarakat yang rendah, serta faktor sosial ekonomi dan ketimpangan.
Kelurahan Slawu merupakan desa yang berada di Kecamatan Patrang, menurut hasil survei masih terdapat  9 anak stunting di desa Slawu. Mahasiswa kkn kolaborasi 246 berupaya untuk mengurangi angka stunting di Desa Slawu dengan melakukan penyuluhan kepada orangtua dan ibu hamil di posyandu serta membagikan produk inovasi berupa puding kelor dengan harapan dapat di aplikasikan di rumah  karena daun kelor yang mudah didapat. Selain itu mahasiswa kkn 246 melakukan penyuluhan kepada wali asuh stunting (staff kelurahan) beserta ibu PKK dengan membagikan nugget dan sempol lele, harapannya wali asuh dapat mengolah lele dengan  berbagai inovasi makanan sehingga sasaran (stunting) tidak bosan untuk mengkonsumsi ikan.
Mahasiswa KKN kolaborasi 246 fokus pada program kerja budidaya ikan lele dengan melihat salah satu potensi Desa Slawu yakni perternakan ikan lele. Selain  bertujuan untuk penurunan angka stunting, program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat Slawu khususnya karang taruna (pemuda) setempat untuk mendukung dan melanjutkan  program kerja tersebut dengan mengadakan penyuluhan sekaligus pelatihan budidaya ikan lele.
Mahasiswa KKN kolaborasi 246 berupaya untuk merubah cara pandang hidup masyarakat, menjadikan kepekaan masyarakat untuk peduli terhadap permasalahan yang ada di Desa Slawu dengan memanfaatkan potensi-potensi desa dengan mencari sponsorship yang tak lain untuk menunjang kebutuhan stunting kedepan.
Asupan protein dari ikan lele dapat membantu mengurangi prevelensi stunting, dan sebagian hasil panen dapat diperjualbelikan dan hasilnya akan dirupakan menjadi kebutuhan anak stunting seperti pemberian suplemen zat gizi atau zat besi, dan susu sesuai resep yang disarankan oleh ahli gizi anak.
Secara berkala mahasiswa KKN 246 melakukan sistem monitoring dan evaluasi untuk memantau perkembangan budidaya ikan lele dan mengevaluasi dampak terhadap nutrisi stunting dan berkoordinasi langsung dengan pihak terkait dalam berkelanjutan program kerja tersebut.
Dengan demikian, kegiatan KKN Kolaboratif 246 di desa Slawu menunjukan komitmen mahasiswa dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah stunting  yang dihadapi masyarakat desa Slawu.