Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

OTT Rektor dan Bupati

22 Agustus 2022   06:52 Diperbarui: 22 Agustus 2022   06:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

OTT atau Operasi Tangkap Tangan  KPK terhadap Rektor Unila Lampung dan 8 orang lainnya, terkait jual beli bangku mahasiswa baru. Sebelum itu, kita baca  juga peristiwa penangkapan Bupati Pemalang Jawa Tengah bersama 23 orang lainnya terkait jual beli jabatan.

Tak perlu membeberkan berapa cuan yang berhasil mengisi pundi-pundi kepada kedua koruptor tersebut. Untuk apa saja uang yang berhasil dirampok dari para korban, juga tak perlu dirumpi disini.

Hal yang membuat cengo, karena objek tipu-tipunya itu lho! Bagaimana nalar alu saya memahami itu semua?

Baru mau jadi sarjana, masuknya pun mesti dengan cara tak elok. Lalu, kalau mau menjabat di instansi pemerintahan, ya mesti punya uang buat nyuap, nyogok, atau nyusup.

Alangkah iba harus kita layangkan kepada mereka yang lurus, apa adanya, dan selalu memahami menerima apa yang harus tidak ia terima. Alih-alih kita menjumpai di masyarakat, si Ngablu sebenarnya lebih mumpuni untuk meduduki jabatan tertentu.

Apa kendalanya? Prestasi? Dia punya. Pengalaman kerja? Ia memenuhi kualifikasi. Lalu, kok bisa begitu? Kasihan dia. Tak ada koneksi. Tak ada uang.

Lalu, lulusan SMA yang tidak diterima saat seleksi memasuki perguruan tinggi, bukan lewat jalur mandiri. Ia memiliki kepandaian lumayan, namun dua kali ikut seleksi selalu gagal. Ia takjub saat tahu teman sebangkunya yang sangat biasa kemampuan akademisnya, bisa masuk perguruan tingginegeri lewat jalur mandiri.

Orang berdebat dengan ragam nalar. Dengan eufemisme mereka mengatakan, "Dia memang cerdas,  tapi nasibnya kurang bagus."

Sombong-Songong    

Mari kita bayangkan, bagaimana kelak jika manusia jenis ini -- yang ketika akan menjadi insan terdidik melewati dengan cara haram. Hari-harinya bisa dilalui dengan arogan.

Kok bisa? Baginya, semua bisa dibeli. Ada tugas? Cari biro jasa yang mampu mengerjakan tugas perkuliahannya hingga menyelesaikan skripsinya.  

Kelak, apabila jenis mahasiswa jalur mandiri ini lulus,  kemudian bekerja dan dalam perjalanannya mulus, jadi pejabat pula -- dipastikan akan sombong sekaligus songong!

Mental terabasnya yang melicinkan semuanya bisa dilalui dengan lancar. Soal kemampuan sebagai pegawai (ASN), mahluk jenis ini bisa kita bayangkan. Norak dan cuma bisa pamer, dengan tampilannya yang mengesankan serba wah. Bila dilakukan survei, jenis ini berlatar keluarga: ayahnya punya status sosial "hebat."  Kalau bukan pejabat eksekuif atau legislatif negara, ya pengusaha tajir setara sultan.

Adapun saat masuknya sebagai pegawai dengan budaya yang telah mendarah daging, bisa dengan mudah pula melampaui dan menggilas pesaing yang jumlahnya ribuan. Kenapa? Lagi-lagi, karena ia punya kuasa. Ia punya kekuatan: uang.

Manusia jenis ini lama-lama banyak kita dengar dan lihat di setiap zaman. Manusia jenis inilah yang dimanfaatkan para pejabat di atasnya untuk diperas. Dengan uang sekian ratus juta pun, bahkan miliaran, bersedia  menyiapkan sejumlah uang.

OTT Rektor Unila dan Bupati Pemalang hanyalah sampel representaif, betapa warga yang sudah dimerdekakan oleh para pejuang negeri ini mencoreng wajah glowing Indonesia yang baru saja merayakan kemerdekaan ke-77 tahun. Dua jenis manusia seperti ini: pejabat yang korup dan warga yang bermental nyogok, hanya layak menghuni hutan nan belantara, tempat raja hutan siap menerkamnya.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun