Parmi membujur di Kalimati
Parmo mengambang di Kalimalang
Buku antologi puisi  ini adalah buku antologi puisi ketiganya. Penyair yang memiliki nama pena Syukur Budiardjo ini telah  menulis dua buku kumpulan puisi. Masing-masing bertajuk: Seratus Puisi Status Jilid 1: Wajah, Nama, dan Facebook (2015) dan Seratus Puisi Status Jilid 2: Belajar dari Zu Rong Ji (2015).
Kumpulan puisi ini terdiri atas 58 puisi. Apabila ditilik dari kronologinya, kelima puluh delapan puisi ini ditulis dalam rentang waktu empat tahun (10 November 2013 s.d. 21 Oktober 2017). Dari segi kuantitas, memang puisi yang dihasilkannya tampak sedikit. Agaknya kesedikitan ini lebih dikriteriakan pada tema koplak atau humor yang ditampilkannya. Puisi-puisi tersebut memiliki topik yang beragam. Â
                                                               Â
Selain itu, dalam rentang waktu tersebut, penyairnya: Syukur Budiardjo banyak menulis puisi bertema selain humor bersama puisi karya penyair lainnya yang terkumpul dalam Antologi Puisi Doa Buat MH370 Kembali MH370 (2014), Duka Gaza Duka Kita (2014), Memo untuk Presiden (2014), Untukmu Ibu Pertiwi (2014), Sajak Pemuda untuk Pertiwi (2014), Perempuan, Cinta, dan Kemanusiaan (2014), Antologi Puisi Menolak Korupsi (PMK) 4: Ensiklopegila Koruptor (2015), Munajat Ramadhan: Antologi Ramadhan Sahabat Nusantara (2017), Antologi Puisi Bersyiar dengan Syair: Mengetuk Nurani dengan Puisi (2017), Buitenzorg: Bogor dalam Puisi Penyair Nusantara (2017).
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H