Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cacar Monyet (Carmo) Patut Diantisipasi

27 Juli 2022   08:14 Diperbarui: 27 Juli 2022   11:40 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Usai reda menghadapi Covid-19 yang luar biasa gegapgempita, kita diingatkan akan wabah baru yang mengglobal bernama  Monkey Pox atau Cacar Monyet (Carmo).

Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah Carmo sebagai keadaan darurat kesehatan global pada 23 Juli.

Menurut catatan WHO wabah Carmo hingga kini telah terdeteksi sekitar 16 ribu kasus cacar monyet yang dilaporkan dari 75 negara itu telah memenuhi syarat untuk dinyatakan sebagai keadaan darurat global.

Sekilas ihwal Carmo

Penyakit Carmo ini merupakan penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) yang menginfeksi manusia, walaupun sangat jarang terjadi. Monyet dari golongan primata diduga merupakan hewan pembawa virus tersebut sesuai dengan nama penyakitnya.

Bagaimana mekanisme manusia bisa terinfeksi oleh virus Carmot? Belum bisa dipastikan secara detail.

Mekanisme kontak langsung ataupun tidak langsung antara manusia dan hewan terinfeksi melalui kulit yang luka, saluran pernapasan, atau selaput lendir dengan cairan tubuh hewan tersebut diduga menjadi medium penularannya.

Kasus penularan manusia ke manusia dilaporkan bisa terjadi, terutama pada staf rumah sakit dan keluarga yang memiliki kontak yang cukup lama dengan penderita virus Carmo. Kasus penularan dari manusia ke manusia biasanya terjadi melalui cairan saluran pernapasan.

Selain itu, penularan dapat melalui kontak dengan cairan tubuh pasien secara langsung atau tidak langsung dari baju atau alat tidur. Namun proses penularan man

Setelah virus memasuki tubuh, virus ini mulai bereplikasi dan menyebar melalui tubuh lewat aliran darah. Gejala biasanya tidak muncul sampai satu hingga dua minggu setelah infeksi.

Cacar monyet menghasilkan lesi kulit seperti cacar, tapi gejala biasanya lebih ringan daripada cacar. Gejala mirip flu biasa terjadi pada tahap awal, mulai dari demam dan sakit kepala hingga sesak napas.

Satu sampai 10 hari kemudian, ruam bisa muncul di tangan dan kaki, kepala atau dada yang akhirnya berubah menjadi lepuh berisi nanah. Secara keseluruhan, gejala biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu, sedangkan lesi kulit biasanya berkeropeng dalam 14 hingga 21 hari.

Langkah Antisipasi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi, meminta Menteri Kesehatan untuk mewaspadai penyakit Carmo di Tanah Air.

"Saya sudah meminta kepada Pak Menkes disiapkan sebaik mungkin, jangan sampai kasus cacar monyet yang sekarang juga sudah mewabah di beberapa negara terjadi di Indonesia. Itu yang harus diantisipasi," kata Muhadjir Effendy pada acara Penanaman 10 Juta Pohon di Kampus Unhas, Makassar, Selasa (26/7/2022).

Mengenai potensi ancaman penyakit yang oleh WHO ditetapkan sebagai darurat kesehatan global, Muhadjir mengaku Indonesia lebih siap mengantisipasi masuknya penyakit cacar monyet karena karakteristiknya sudah diketahui

"Penyakit ini kan berbeda dengan COVID-19 yang waktu itu dunia belum mengetahui seperti apa dan bagaimana. Insya Allah kita lebih siap mengantisipasi cacar monyet,"ujarnya.

Meskipun demikian, dirinya tentu meminta kepada masyarakat untuk waspada dan pemerintah akan memberikan informasi-informasi sehingga masyarakat untuk lebih waspada.

Kita pun sudah melampaui masa-masa mencekam ketika Pandemi Covid-19 melandanegeri ini. Betapa semua aktivitas kehidupan seolah terhenti. Sangat jarang orang berkeliaran.

Pekerja menggunakan Kerja dari rumah (WfH = Work from Home). Aktivitas pendidikan menempuh jalur pembelajaran daring.

PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) didengungkan dan diterapkan. Pola hidup bermasker, bersanitaizer pun menjadi kebiasaan. Selalu mencuci tangan, lebih sering mandi adalah beberapa contoh yang kita lakukan dan membudaya hingga kini.

Maka, yang dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi wabah Carmo ini hendaknya, dengan belajar dari pengalaman menangani kasus saat Pandemi Covid-19. Terutama pada dua tahun memuncaknya pandemi tersebut: 2020 -- 2021.

Sosialisasi kepada masyarakat melalui beragam jalur media sosial, bisa dilakukan. Ini merupakan langkah efektif dan taktis. Mengingat, warga +62 kini sudah memperlakukan gawai dan internet sebagai kebutuhan mereka. 

Singapura merupakan negara terdekat Indonesia yang telah mengonfirmasi adanya kasus cacar monyet. Walaupun hingga saat ini Kementerian Kesehatan menyatakan belum menemukan kasus positif penyakit menular cacar monyet di Indonesia. Akan tetapi, kewaspadaan patut diterapkan.

Sebagai pencegahan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah mengaktifkan alat deteksi panas di pintu-pintu pelabuhan kapal dan bandara udara untuk memindai penumpang (terutama dari Singapura dan Afrika) yang mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,5 Celsius. Kemudian,  memeriksa kondisi tubuh sesuai gejala penyakit Carmo.

Pemerintah perlu mempersiapkan laboratorium dan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah penyakit ini masuk ke Indonesia di pintu perbatasan seperti bandar udara dan pelabuhan. Langkah ini dilakukan karena Indonesia, sebagai tetangga dekat Singapura, memiliki frekuensi transportasi yang sangat tinggi dari negara tersebut ke beberapa kota di Indonesia

Jadi saat ini, yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan penyakit Carmo adalah mencegah dan mengendalikan bila terjadi infeksi.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat dan WHO memberikan langkah langkah pencegahan berikut ini.

  • Hindari kontak apa pun dengan hewan sumber virus terutama golongan rodensia dan primata (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah Carmo terjadi).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun (seperti darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik) yang telah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Pisahkan penderita yang terinfeksi dari orang lain yang bisa berisiko terinfeksi.
  • Bersihkan tangan, baik setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
  • Gunakan alat pelindung diri saat merawat penderita. Sebaiknya tenaga kesehatan, laboratorium, maupun orang orang yang diduga terpapar dengan penderita dan spesimennya diberikan vaksin smallpox.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun