Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aliranmu Tak Dihalalkan Tumbuh Tanpa Setia

31 Desember 2020   06:22 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lopuhaa.wordpress.com

 

Di bawah langit ini hujan deras baru saja turun

Debu tak lagi terbang dan lekat di daun-daun

Wajah-wajah kembali sejuk berselimut embun

Pelangi merona di zamrud berpohonan rimbun

Api dalam sekam padam tiada lagi kaki terluka

Langkah tersandung bara yang menyala-nyala

Hawa sering tersedak oleh desiran angin kelana

Demikian mata keluh pedih oleh asap dupa-dupa         

Suasana rindang khatulistiwa sejenak berkabut

Gaduh melodi keluar birama di rasa agak karut

Seolah indah senyuman yang lepas tersangkut

Jadikan cakrawala kemilau ini dilanda sengkarut

Tak ada yang dibenci dalam ikatan keluarga besar

Jua tiada paling disayang semua porsinya standar

Hanya kau dalam sekian waktu bikin ingar bingar

Menyalak dalam paduan menyeruak ketika ditatar

Demi kemaslahatan lebih besar tuk damai sentausa

Menjunjung keagungan kerukunan di bumi bhineka

Mengalun segar nafas toleran meresap sejuk di dada

Aliranmu memang tak dihalalkan tumbuh tanpa setia  

*******

Bekasi, 31/12/20

#esawe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun