Tak terhitung berapa besar pujian disematkan
Pun julukan indah bestari nan elok dipajangkan
Bagai tak berpolusi mengalun nafas kedamaian
Rayuan pulau kelapa ampuh undang kekaguman Â
Entah siapa yang mulai membelokan kemudi
Dan bawa penumpang bernyali tak berpekerti
Mereka minim narasi dan banyak tak mengerti
Sama tak tahunya arah laju kemana di kendali
Sebelum di sasarkan langit anggun dipandang Â
Saat tidak menurunkan hujan bagikan bintang
Tiada kelabu mega mega eskpresikan pandang
Dalam riang bulan mekarkan kembang kembang
Paska berhias lembayung hantarkan senja bersuci
Sinar telah merona di surau surau tempat mengaji
Tekun serap cahaya dalam jiwanya dari sang kyai
Banyak yang mampu jadi kejora terangi pertiwi
Ulama umara manunggal hasrat tuluskan mengabdi
Menghormati bertumbuh menyayangi berbuah bakti
Jangankan melukai berkata kasar takkan bermimpi
Kenapa kini saling caci maki jadi menu sehari hari
*****
Bekasi, 200920
##Slamet Arsa Wijaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI