Mohon tunggu...
Slamet Enjing
Slamet Enjing Mohon Tunggu... karyawan swasta -

baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi dan Hujan yang Pemalu

21 April 2016   23:24 Diperbarui: 21 April 2016   23:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan kenapa berhenti?? Bukankah banyak yg ingin kau ceritakan sore ini.

Hujan kenapa berhenti.

Resah ini belum menepi.

Menari,menarilah dibawah guyuran bintang-bintang..Bernyanyi,ungkapkan smua yg kau rasakan...sederas apapun cobaan menggelayuti,tetap berlari melanjutkan mimpimimpi.

Dan hanya padamulah kuceritakan.

Jendela lama dan pintu yang usang.

Beri aku segenggam harapan,bukankah engkau punya banyak sudut pandang.

 

Apa kabar ibumu?.

Ayah yang membungkam mimpimu.

Kamu adalah aku, yang hanya bercerita layaknya hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun