Pada kalimat pertama, pembicara menyerupakan seseorang dengan bunga mawar dari sisi kecantikan dan kebaikan akhlaknya. Pada kalimat kedua, pembicara melihat bunga mawar yang merupakan metafor dari orang yang berparas cantik dan berakhlak mulia. Sedangkan pada kalimat kalimat ketiga, pembicara menyatakan seseorang yang memiliki banyak fans yang merupakan kinayah dari cantik dan berakhlak mulia.
Berdasarkan contoh tersebut dapat kita ketahui bahwa pokok bahasan ilmu Bayan ada 3, yaitu Tasybih (Simile), Majas (Metafor), dan Kinayah (metonimia). Hal ini seperti yang dijelaskan dalam nadham al-Jauharul Maknun sebagai berikut :
Jadi uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan pada dasarnya dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda atau keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau hubungan lain seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain sebagainya.
Manfaat
Berdasarkan keterangan tersebut kita tahu bahwa Ilmu Bayan esensinya mengajarkan kita untuk selalu berpikir sebelum berucap. Memikirkan kalimat-kalimat terbaik sesuai situasi dan kondisi sebelum mengucapkan apa yang kita pikirkan agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Dengan ilmu ini pula kita dapat berlatih memahami Al-Qur'an, Hadits, syair-syair Arab dan ungkapan-ungkapan orang Arab pada umumnya. Setelahnya, kita pula dapat berlatih menyusun ungkapan yang mengesankan agar sesuatu yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain serta tidak membosankan.
 Artikel ini telah tayang lebih dulu di blog probadi penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H