Mohon tunggu...
Slamet Mulyani
Slamet Mulyani Mohon Tunggu... Dosen - Peminat Pendidikan dan Bahasa Arab

Dosen Bahasa Arab STAIN Bengkalis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ilmu Bayan; Simile, Metafor, dan Metonimia dalam Bahasa Arab

29 April 2020   21:10 Diperbarui: 29 April 2020   21:08 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sesungguhnya sebagian dari al-Bayan itu membuat orang terkesima"

Dalam konteks ini Bayan berarti menyampaikan sesuatu menggunakan struktur bahasa yang paling indah.

HR. Tirmidzi, Ahmad, dan Hakim

"Berkata kotor dan al-Bayan adalah cabang dari sifat kemunafikan."

Dalam konteks ini al-Bayan berarti bertindak berlebihan atau over acting dalam berbicara. Biasanya muncul sebabkan perasaan 'ujub (agar dikagumi oleh orang lain).

Sedangkan secara terminologis, Ahmad al-Hasyimiy menyatakan bahwa ilmu bayan merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mengekpresikan satu ide (gagasan) dengan berbagai ungkapan yang berbeda.

Dalam sumber lain dikatakan Imam Akhdari berpendapat bahwa Ilmu Bayan adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengekpresikan satu ide (gagasan) dengan ungkapan yang sesuai situasi dan kondisi melalui gaya bahasa yang beragam.

Pokok Bahasan

Ada beberapa topik yang dibahas dalam ilmu al-bayan. Masing-masing memiliki kekhasan kajian antara yang satu dengan lainnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini dipaparkan topik-topik tadi berdasarkan contoh.

Saat ingin mengekspresikan kata "cantik dan berbudi baik" kita dapat mengungkapkannya dengan beragam pola gaya bahasa yang masing-masing memiliki tingkat kejelasan makna yang berbeda santara satu dengan yang lain. Untuk mengatakan seseorang itu cantik dan baik akhlaknya, kita bisa mengatakan (1) engkau laksana mawar yang memancarkan keanggunan, (2) aku melihat mawar berjalan santai menuju kampus, dan bisa juga (3) banyak sekali orang yang kagum padamu.

Pola kalimat pertama pertama pada contoh diatas menggunakan uslub tasybih (gaya bahasa simile); yang kedua menggunakan uslub majaz (gaya bahasa metafora); dan ketiga menggunakan uslub kinayah (gaya bahasa metonimia). Diantara yang paling jelas penunjukan maknanya pada ketiga contoh di atas adalah pola kalimat yang menggunakan tasybih, lalu diikuti oleh majaz dan terakhir adalah kinayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun